Mau dihancurkan, tetapi sayang. Mungkin itu adalah ungkapan yang tepat disematkan untuk Gedung Menara Saidah yang cukup legendaris di kalangan masyarakat Jakarta Selatan.
Gagahnya gedung 28 yang menjulang tinggi tapi terbengkalai ini diunggah oleh akun @jakartainformasi. Seorang warganet bahkan memberi kesaksian kalau gedung itu sangatlah megah saat masih digunakan dulu.
“Pernah keren pada masanya 😢 gedung yg tiap malam bs terlihat kemegahannya”, ungkap @lies9956 di kolom komentar. Namun, kini hanya tersisa kesan mistis dari gedung ini mengingat sudah terbengkalai sejak belasan tahun yang lalu.
“Ini yg punya Keluarga Artis bukan?”, tanya akun @surga69dunia memastikan informasi soal Menara Saidah yang ia ketahui.
Komentar ini pun langsung diklarifikasi oleh @okachyz, kalau gedung ini bukan punya keluarga artis. “Bukan puny artisnya.. tapi suaminya artis Inneke koesherawati.. katanya gedung peninggalan keluarga terus berebutan warisan mulai konflik disitu udah gitu katanya gedungnya agak miring juga. Jadi ga pada berani sewa disana karen gedungnya miring terus lanjut jadi angker krn kosong bertahun²”, jawabnya.
Dikutip dari laman IDXChannel, awalnya Menara Saidah dibangun oleh kontraktor PT Hutama Karya selama tiga tahun yaitu sejak 1995 sampai 1998. Saat itu, gedung ini masih bernama Gracindo dan dimiliki oleh PT Mustika Ratu. Namun, pada tahun 1995, Menara Saidah dilelang dan dimenangkan oleh keluarga Saidah untuk diserahkan kepada anak kelima Bapak Saidah yang bernama Fajri Setiawan.
Menara Saidah pun direnovasi yang awalnya 18 lantai menjadi 28 lantai. Nama gedungnya pun ikut berubah sesuai dengan kepemilikian yang semula bernama Gracindo menjadi Menara Saidah. Nama itu merupakan pengambilan dari nama pemiliknya, yaitu Saidah Abu Bakar Ibrahim yang merupakan ayah dari suami artis Inneke Koesherawati, yakni Fahmi Darmawansyah. Dahulu Menara Saidah ini sering digunakan sebagai kantor sewaan dari beberapa instansi. Berdasarkan lokasinya, gedung ini terletak di Jalan MT Haryono, RT 03/RW 01, Cikoko, Pancoran, Kota Jakarta Selatan.
Namun, pada 2007, Menara Saidah mulai ditinggalkan para penghuninya sampai tak bersisa. Bahkan sampai saat ini gedung tersebut kosong alias tidak berpenghuni. Ada dua rumor yang beredar di kalangan masyarakat, salah satu rumor menyebut kalau gedung itu ditinggalkan penghuninya karena dianggap miring dan akan membahayakan orang-orang yang beraktivitas di dalamnya. Rumor lain menyebut kalau gedung itu ditinggalkan penyewanya karena masalah internal manajemen dan pengelolaan gedung yang dinilai sangat buruk.
“Mending di beli Pemda DKI lalu di bikin rusun kamar dan di sewakan murah buat milinial yg gak takut setan..dijamin laku”, komentar @papidodomcfly memberi ide. Namun, komentar itu langsung ditanggapi oleh akun @gerhanalarasati, bahwa gedung tersebut sudah tidak layak pakai. “Gedung tersebut pondasinya miring dan tidak kokoh, jadi sudah tidak layak digunakan untuk apapun, makanya dikosongkan... Gedung tersebut sudah seharusnya dirubuhkan, tapi krna banyak pemukiman warga di sekitarnya, jadi kesulitan untuk menghancurkan gedung tersebut”, ujarnya.
Kebanyakan isu yang menyebar di masyarakat beranggapan bahwa Menara Saidah miring. Namun anggapan itu langsung dibantah oleh Pemda DKI, bahwa gedung Menara Saidah tidaklah miring. Di tahun 2013 lalu, Kepala Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan (P2B) DKI Jakarta, Putu Ngurah Indiana, mengungkapkan bahwa tidak adanya laporan cacat konstruksi di gedung Menara Saidah. Sebab, Dinas Jakarta Selatan sudah melakukan kajian terhadap Menara Saidah dan tidak menemukan kegagalan konstruksi.
Perusahaan PT Hutama Karya selaku pihak yang membangun gedung itu juga menyatakan bahwa Menara Saidah tidak miring. Pihaknya menjelaskan, secara teknis jika sebuah gedung yang awalnya tegak menjadi miring, maka akan menimbulkan suatu tekanan yang besar pada dinding bangunan. Nah, kalau Menara Saidah miring, sudah seharusnya kaca-kaca di jendelanya pecah dan berhamburan.