Taiwan merupakan salah satu negara yang terkenal dengan budidaya ikannya. Sejak 300 tahun lalu, budidaya perikanan bahkan telah menjadi tradisi di Taiwan. Sebesar 28% produksi seafood di Taiwan dipasok dari sektor budidaya perikanan dari dalam negeri dengan luas area budidaya sekitar 42.000 hektare. Budidaya perikanan di Taiwan sendiri dibagi menjadi tiga kategori yaitu: budidaya laut dangkal; budidaya keramba dan budidaya kolam air payau.
Berbicara tentang Taiwan dan Ikan, beberapa waktu lalu sebuah fenomena unik unggahan @gofishingindonesia kembali meramaikan jagat maya Instagram. Dalam video singkat yang viral itu terlihat seorang pria berbaju hijau abu-abu yang sedang menjaring ikan di sebuah sungai.
Setelah diamati lebih detail, kemungkinan sungai itu adalah keramba budidaya, sebab ikan yang terambil sangatlah melimpah. Dalam sekali jaring, ikan yang didapatkannya amat banyak. Atas dasar itulah warganet mengungkap jika sang pria menjaring ikan di kolam, bukan di sungai.
"Kolam pasti nih," komentar akun @harrynugraha.co.
Pengunggah video bahkan menuturkan opini yang mendukung komentar di atas. "Warga Taiwan tidak suka makan ikan air tawar kecuali yang hasil budidaya,".
Warganet lain juga tampak ikut mengomentari unggahan video tersebut. "Di Taiwan, nila dianggap hama dan mereka jijik dengan ikan nila. Sama seperti ikan mas di Australia yang dianggap hama,".
Setelah ditelusuri lebih lanjut, kemungkinan warga Taiwan tidak menyukai ikan tawar kecuali hasil budaya adalah karena alasan kesehatan. Beberapa referensi menyebutkan kalau ikan air tawar dapat menjadi inang perantara dari cacing Clonorchis sinensis. Cacing ini adalah spesies Trematoda parasit pada hati manusia. Hewan ini sering disebut sebagai Chinese liver fluke dan pernah endemik di Jepang, China, Taiwan, dan Asia Tenggara. Siklus hidup Clonorchis sinensis adalah sebagai berikut.