Beberapa kali Indonesia digegerkan oleh insiden manusia yang dimangsa oleh buaya. Karena insiden itu, warga sekitar sungai yang menjadi habitat buaya menjadi geram dan memunculkan rasa ingin menangkap sang buaya. Aksi penangkapan itu tentunya bukan tanpa alasan.
Seperti yang terlihat dalam sebuah video unggahan @gofishingindonesia beberapa waktu lalu. Seekor buaya terekam kamera tengah digantung di suatu pohon setelah berhasil ditangkap oleh warga sekitar sungai.
Buaya itu terlihat masih dalam kondisi hidup, tetapi moncongnya sudah diikat dengan kuat oleh warga yang menangkapnya. Tentunya pengikatan moncong buaya itu dilakukan agar sang buaya tidak berontak dan malah memggigit para warga yang sedang berusaha menangkapnya.
"Buaya yg telah memakan manusia akhirnya di tangkap 🐊," tulis caption @gofishingindonesia dalam kolom unggahan videonya.
Kolom komentar pun menjadi ramai karena unggahan video itu. Sebagian besar warganet justru mempertanyakan kenapa sang buaya harus ditangkap setelah diduga memangsa seorang manusia.
"Kenapa di tangkap setelah memakan manusia. 🤔," tanya akun @mizktan.
"Trus mau di apakan buayanya," ujar akun @aleale2989.
"Kasian buayanya. Buat bisa segede itu butuh waktu puluhan tahun. Hanya karena ulah manusia mereka malah jd korban. Pdhl disini korban sebenernya adalah si buaya," akun @manuk_ku.id ikut berkomentar.
Mengutip dari laman Sains.Sindonews.Com, disebutkan kalau sebenarnya buaya tidak menyerang manusia tanpa alasan, sebab biasanya kejadian itu justru terjadi karena kecerobohan manusia itu sendiri. Meskipun demikian, tetap ada beberapa alasan mengapa buaya bisa menyerang manusia.
Berdasarkan penelitian yan dilakukan International Union for Conservation of Nature (IUCN), buaya menyerang manusia dengan empat alasan, yaitu karena mereka lapar, mempertahankan wilayahnya, melindungi telur mereka, dan salah sasaran ketika akan memangsa hewan liar.
Hellen Kurniati, seorang Peneliti utama di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesa (LIPI) mengatakan bahwa penyebab buaya menyerang manusia adalah karena buaya kehilangan pakan alaminya. Ketika wilayah yang ditinggali buaya mengalami penurunan jumlah makanan, maka buaya akan mencari wilayah baru yang mampu menjamin keberlangsungan hidup mereka.
Pembangunan wilayah yang membuat alih fungsi kawasan habitat buaya juga berdampak pada jumlah makanan buaya. Karena pembangunan, habitat alami buaya terganggu dan buaya menjadi mudah bersinggungan dengan manusia secara langsung. Tidak hanya populasi, musim juga mampu menjadi faktor pemicu agresifitas buaya. Musim kemarau merupakan musim kawin bagi buaya, sehingga beberapa jenis buaya akan cenderung lebih sensitif dan mudah menyerang.