Wawancara atau interview merupakan salah satu wujud dari komunikasi interpersonal dimana merupakan suatu bentuk komunikasi yang langsung tanpa perantara media antar individu, dalam hal ini peran sebagai pembicara dan pendengar dilakukan secara bergantian, serta sering kali peran itu menyatu.
Wawancara merupakan suatu proses komunikasi dyadic dengan suatu tujuan dan maksud yang serius yang dirancang untuk pertukaran perilaku dan melibatkan proses tanya jawab.
Yang dimaksud dengan proses pada hal ini adalah terjadinya suatu proses yang dinamis yang saling bergantian dengan beberapa variabel yang terlibat dimana derajat dari system/struktur tidak terlalu pasti (fleksibel).
Sedangkan yang dimaksud dengan dyadic adalah bahwa wawancara merupakan interaksi antar dua pihak (individu ke individu) tidak lebih dari dua pihak yaitu interviewer (pewawancara) dan interviewee (orang yang diwawancarai).
Pengertian Wawancara Menurut Ahli
1. Charles Stewart dan W.B. Cash
Wawancara merupakan proses komunikasi dipasangkan dengan tujuan serius yang sudah ditentukan untuk bertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab.
2. Robert Kahn dan Chanel
Wawancara merupakan pola khusus dari interaksi. Dimulai dari lisan untuk tujuan tertentu kemudian difokuskan pada daerah konten yang lebih spesifik. Ada proses sedimentasi dari bahan-bahan yang tidak memiliki hubungan secara lanjut.
3. Koentjaraningrat
Wawancara adalah cara yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba mendapatkan informasi dari responden secara lisan, dan untuk berkomunikasi tatap muka.
Jenis-Jenis Wawancara
Selain memahami apa arti dari wawancara, kamu juga harus mengetahui jenisnya. Jika dilihat dari pelaksanaan, wawancara ini dibagi menjadi tiga jenis, seperti berikut;
1. Wawancara Bebas
Ketika melakukan wawancara bebas, pewawancara bisa menanyakan apa saja kepada responden. Namun yang harus diperhatikan adalah pertanyaan tersebut memiliki hubungan dengan data-data yang diinginkan.
Apabila tidak hati-hati biasanya wawancara bebas ini memiliki pertanyaan yang kurang terkendali.
2. Wawancara Terpimpin
Selanjutnya ada wawancara terpimpin, dimana seorang pewawancara memiliki bekal dengan daftar pertanyaan lengkap dan terperinci.
Jadi, pewawancara hanya perlu mengikuti daftar pertanyaan dengan jawaban yang jelas dari sang narasumber.
3. Wawancara Bebas Terpimpin
Selanjutnya ada jenis wawancara bebas terpimpin, di mana pewawancara dapat mengkombinasikan kan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin.
Pada proses pelaksanaan, pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa saja akan ditanyakan dalam garis besar. Kemudian, pertanyaan tersebut dapat dikembangkan secara bebas namun tetap pada konteksnya.
Ciri-Ciri Wawancara
Wawancara berbeda dengan percakapan biasa. Wawancara merupakan salah satu cara untuk melakukan asesmen yang mempunyai beberapa ciri, yaitu:
1) Mempunyai tujuan dan maksud yang jelas.
2) Pewawancara bertanggung jawab untuk mengarahkan interaksi dan memilih isi pembicaraan.
3) Tidak ada pertanyaan yang bersifat timbale balik antara pewawancara dan klien.
4) Perilaku pewawancara direncanakan dan diatur.
5) Biasanya pewawancara diharuskan menerima permintaan klien untuk suatu kegiatan wawancara walaupun dalam beberapa situasi (sekolah, rumah, kantor). Untuk hal-hal tertentu anak dan orangtua diharuskan datang guna melakukan wawancara.
6) Pewawancara disyaratkan untuk memberikan atensi yang berkesinambungan selama terjadi interaksi.
7) Wawancara secara formal direncanakan dalam suatu pertemuan.
8) Kenyataan dan perasaan yang tidak menyenangkan tidak perlu dihindari.
Bentuk-bentuk Wawancara
1) Information giving, bertujuan untuk menyampaikan informasi, misalnya: orientasi, seperti pemberian instruksi pekerjaan.
2) Information gathering, bertujuan untuk mendapatkan/mengumpulkan informasi, misalnya: survey & pooling; exit interview (biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan yang mempunyai pegawai yang mengundurkan diri dengan tujuan untuk memperbaiki kekuarangan-kekurangan yang ada).
Interview riset (misalnya: investigasi pada perusahaan asuransi); berhubungan dengan medis (misalnya: psikolog dan psikiater); jurnalistik.
3) Seleksi, meliputi screening (seleksi awal), determinasi (penentuan, misalnya menentukan gaji atau penempatan karyawan).
4) Wawancara untuk masalah perilaku pada interviewee nya, antara lain evaluasi, review (kilas balik pekerjaan), penilaian, correction, reprimind (teguran), pendisiplinan, pemisahan, firing (PHK).
Wawancara jenis ini merupakan wawancara yang paling sulit karena sangat membutuhkan data-data yang akurat.
5) Problem-problem yang ada pada interviewer, seperti menerima complain, grievances (keluhan), menerima saran, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya khusus.
6) Problem solving (non-direct), adanya sharing problem secara timbale balik, dan pemberian saran.
7) Persuasi (direct), pada saat penjualan jasa & produk, quasi-commercial selling, penerimaan anggota member.
Fungsi Wawancara
Berikut ini beberapa fungsi wawancara:
• Menghindari kesalahan informasi atau data yang simpang siur.
• Menggali kemungkinan adanya perspektif baru atas suatu masalah.
• Informasi atau data dari hasil wawancara merupakan pelengkap informasi awal.
• Mendapatkan informasi dan data yang objektif serta berimbang.
• Memperoleh informasi secara komprehensif, akurat, jujur, dan mendalam.
Tujuan Wawancara
Menurut Zainal (2010) tujuan wawancara adalah sebagai berikut:
• Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
• Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau orang tertentu.
• Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.