Keris Kiai Nogo Siluman Milik Pangeran Diponegoro Dipamerkan, Ini Fakta Menariknya

"Sejak 1831, keris Pangeran Diponegoro bernama Kiai Naga Siluman ini dibawa Belanda. Kini, pada 2020, keris itu kembali. Dan besok keris kramat itu akan dipamerkan di Museum Nasional."

Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud melalui Museum Nasional menggelar Pameran Pusaka Pangeran Diponegoro. Pameran tersebut akan berlangsung besok Sabtu (31/10) dan akan berlangsung selama satu bulan penuh. Pameran tersebut diberi nama 'Pamor Sang Pangeran'.

Pameran ini menyajikan sosok Pangeran Diponegoro dalam bentuk kekinian yang disuguhkan melalui storytelling dengan media video mapping. Pameran ini juga menjadi ajang untuk pertama kalinya Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman tampil di depan publik.

Keris Kanjeng Kiai Nogo Siluman selama 1,5 abad berada di Belanda dan baru dikembalikan ke Indonesia Maret 2020 lalu. Berikut fakta menarik Keris Kiai Nogo Siluman Milik Pangeran Diponegoro tersebut.


1. 1,5 Abad Tersimpan di Belanda

Selama 1,5 abad, Keris Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda. Namun pada awal Maret 2020 lalu, keris itu dikembalikan oleh pemerintah Belanda kepada pemerintah Indonesia.

Keris pusaka itu kembali ke Indonesia ditandai acara penyerahan dari Raja Belanda Willem Alexander kepada Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Selasa (10/3/2020).

TamanPendidikan.com

Keris Kiai Nogo Siluman 2 Biro Setpres.jpg

Perihal mengapa keris itu bisa di negeri kincir angin belum terjawab secara pasti. Namun di duga keris itu sendiri didapatkan Belanda saat menangkap Pangeran Diponegoro setelah perang besar 1825-1830.

Kolonel Jan-Baptist Cleerens kemudian memberikan keris Pangeran Diponegoro itu sebagai hadiah untuk Raja Willem I pada 1831.

2. Verifikasi Keris


TamanPendidikan.com

Keris Kiai Nogo Siluman Dokumen Pribadi Sri Margana.jpg


Sejarawan UGM yang juga anggota Tim Verifikasi Keris Pangeran Diponegoro Sri Margana mengatakan Museum Volkenkunde di Leiden sudah lama mencoba mencari Keris Diponegoro yang ada di koleksinya sejak tahun 1984. Orang pertama yang melakukan upaya tersebut adalah Pieter Pott kurator museum dan diikuti oleh Prof. Susan Legene dari Frije Universiteit Amsterdam, Johanna Leifeldt dan Tom Quist.

Dari penelitian empat peneliti itu ditemukan ada tiga keris yang diduga milik Pangeran Diponegoro. Tahun 2019 Tom Quist sepakat dengan pendapat Johanna Leifeldt bahwa dua keris yang lain yang ditemukan oleh Pieter Pott dan Susan Legense dipastikan bukan keris Pangeran Diponegoro.

Sri Margana mengungkapkan kepastian keris Diponegoro ada di Belanda dibuktikan dari tiga dokumen penting. Pertama yakni korespondensi antara De Secretaris van Staat dengan Directeur General van het department voor Waterstaat, Nationale Nijverheid en Colonies antara tanggal 11-15 Januari 1831.

Dalam korespondensi itu disebutkan bahwa Kolonel J.B. Clerens menawarkan kepada Raja Belanda Willem I sebuah keris dari Diponegoro. Keris itu kemudian disimpan di Koninkelijk Kabinet van Zelfzaamheden (KKVZ). Setelah itu pada tahun 1883 keris ini diserahkan ke Museum Volkenkunde Leiden.

TamanPendidikan.com

Keris Kiai Nogo Siluman 3 Sumber Historia.jpg

Dokumen kedua adalah kesaksian dari Sentot Prawirodirjo yang ditulis dalam Bahasa Jawa kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Belanda.

"Dalam surat itu Sentot menyatakan bahwa ia melihat sendiri Pangeran Diponegoro menghadiahkan Keris Kyai Naga Siluman kepada Kolonel Clerens," katanya dalam keterangan tertulisnya.

Dokumen ketiga adalah catatan dari Raden Saleh, pelukis yang pernah tinggal di Belanda dan melukis penangkapan Pangeran Diponegoro. Catatan Raden Saleh ini dituliskan di bagian sisi kanan surat kesaksian Sentot Prawirodirjo.

"Dalam catatan itu Raden Saleh yang telah melihat dengan mata kepala sendiri keris itu di Belanda menjelaskan makna Keris Naga Siluman dan ciri-ciri fisik keris itu," ujar dia.

Dari ketiga dokumen itu para peneliti di Belanda yakin bahwa keris koleksi Museum Volkenkunde Leiden dengan nomor seri 360-8084 lah yang dianggap paling mendekati dengan kesaksian tiga dokumen itu.

Pada bulan Januari 2020 Tim verifikasi dari Viena Austria, Dr. Habil Jani Kuhnt-Saptodewo yang diminta menverifikasi temuan tim Belanda itu menyatakan yakin bahwa Tom Quist dan Johanna Leijfeldt telah menghadirkan dokumen dan arsip arsip yang meyakinkan untuk menyatakan bahwa keris itu milik Pangeran Diponegoro.

"Bulan Februari 2020 saya diminta oleh Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan kebudayaan untuk menverifikasi hasil temuan Provenant Research di Museum Volkenkunde Leiden untuk memastikan bahwa keris itu milik Pangeran Diponegoro," katanya.

3. Sempat Diragukan

TamanPendidikan.com

Keris Kiai Nogo Siluman Sumber Historia.jpg


Keris pahlawan nasional Pangeran Diponegoro yang dikembalikan oleh Belanda kepada Indonesia diklaim sebagai keris Naga Siluman. Namun anggota DPR RI Fadli Zon menyebut keris itu bukan Naga Siluman, melainkan keris Naga Raja.

"Kalau keris yang dibawa kembali ini keris Naga Raja. Nah dibuat, diperkirakan dibuat di era Raja Sultan Agung," kata Fadli Zon.

Fadli merupakan Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI). Fadli punya ribuan koleksi keris. Menurut Fadli, masih ada dua keris lagi yang masih berada di Belanda. Dua keris itulah yang berjenis Naga Siluman.

"Ada dua lagi keris, kemungkinan di sana. Itu dua duanya ber-daphur (rancang bangun) Naga Siluman dua-duanya," ujar Fadli.

Kendati demikian, Fadli mengatakan keris yang dikembalikan oleh pemerintah Belanda itu asli. Dia pernah melihat keris itu pada 2017.

"Yang saya lihat jelas itu asli ya, pasti. Itu saya tahun 2017 ke sana (Belanda) dan waktu dibukakan koleksi keris yang tidak dipamerkan di Museum Volkenkunde di Leiden, di situ saya melihat banyak keris. Termasuk keris Diponegoro tersebut," ungkap Fadli.

Fadli memaparkan, keris Naga Raja ini biasanya dimiliki oleh bangsawan-bangsawan pada masa itu. Namun yang paling legendaris dari Pangeran Diponegoro ialah keris Naga Siluman.

"Cuma Naga Raja ini biasa dimiliki para bangsawan, tokoh-tokoh. Tapi yang legendaris dari Diponegoro itu ya Naga Siluman. Tapi kita apresiasilah pemerintah Belanda dalam mengembalikan artefak-artefak sejarah," ujarnya.

Simpang siur soal keris Pangeran Diponegoro ini juga dijawab oleh Sri Margana. Ia adalah sejarawan sekaligus verifikator penelitian tentang Keris Kiai Naga Siluman.

"Saya sebagai verifikator ditugaskan memverifikasi apakah penelitian sejak 1984 hingga kemarin sudah akurat atau belum. Dengan mantap, saya bisa mengatakan bahwa mereka sudah cukup menghadirkan bukti arsip yang sangat kuat," kata anggota Tim Verifikasi Keris Pangeran Diponegoro, Sri Margana.

4. Asal Usul Nama Keris Kiai Nogo Siluman

TamanPendidikan.com

Keris Kiai Nogo Siluman 2 Sumber Historia.jpg

Raden Saleh pada 1981 menjelaskan alasan keris itu disebut sebagai Kiai Naga Siluman. Menurut Raden Saleh, kata 'kiai' adalah gelar penghormatan seperti kata 'tuan'. Kemudian 'nogo' (naga) adalah simbol orang Jawa bagi seorang pemimpin. 'Siluman' adalah simbol orang yang memiliki kemampuan tinggi dan bisa menghilang. 

Keris ini memilik luk (lekuk) 13, gandhik (bagian di bawah pangkal keris yang berbentuk bulat) berbentuk kepala naga dengan mahkota, sumping, kalung, dan badan naga berlapis emas. Keris itu menyimbolkan agar pemimpin jangan sewenang-wenang karena semua yang dimilikinya adalah samparan ing urip atau titipan sementara.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network