Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mencatat peringkat nilai PISA Indonesia berdasarkan survei tahun 2018. Kemampuan membaca siswa Indonesia dengan skor 371 berada di posisi 34, kemampuan matematika skor 379 berada di posisi 73 dan kemampuan sains dengan skor 396 berada di posisi 71.
Nilai PISA Indonesia cenderung stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Survei ini menunjukkan bahwa peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia berada di urutan bawah.
Untuk meningkatkan kemampun literasi anak Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim akan mengubah konten-konten buku yang diberikan kepada siswa. Konten buku tidak hanya fokus pada kurikulum.
“Pertama adalah untuk mengubah paradigma kita tentang jenis buku-buku yang diberikan kepada sekolah. Selama ini buku-buku itu fokusnya adalah pada paket buku pembelajaran dan kurikulum. Sedangkan yang lebih penting lagi adalah untuk mencintai membaca,” kata Nadiem saat ratas bersama Presiden Jokowi yang ditayangkan di akun Instagram Setpres, Jumat (3/4/2020).
Menurut Nadiem, ketika anak-anak Indonesia sudah cinta dengan buku maka mereka akan gemar dan suka membaca. Secara otomatis, hal ini akan meningkatkan nilai literasi Indonesia.
Selain mengubah konten buku, Nadiem juga akan menambah jenis buku bacaan di perpustakaan.
Gerakan literas sekolah juga bisa meningkatkan nilai literasi Indonesia. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh melalui gerakan literasi sekolah seperti menumbuhkan minat baca siswa sehingga memiliki wawasan yang luas.
Literasi akan menekankan pada keterampilan dan kompetensi siswa yang diperoleh dari sekolah. Keterampilan dan kompetensi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingaat pentingnya literasi ini maka perlu kita tahu bagaimana cara meningkatkan budaya literasi di sekolah?
Kali ini, Taman Pendidikan akan membagikan 10 cara ampuh dan mudah meningkatkan budaya literasi di sekolah.
1. Membaca selama 10 menit sebelum memulai pembelajaran
Di dalam RPP dijelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Dimana kegiatan ini terdiri dari 3 bagian yakni kegiatan pendahuluam, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Secara umum, waktu kegiatan pendahuluan ini biasanya selama 10 menit.
Waktu kegiatan pendahuluan ini dapat dijadikan guru untuk memberikan kesempatan kepada siswanya membaca buku. Buku yang dibaca tidak harus berkaitan dengan pelajaran yang akan dipelajari, namun memberikan kebebasan kepada masing-masing siswa memilih buku yang akan dibaca. Buku tersebut bisa buku yang dibawa dari rumah dan juga bisa buku yang dipilih di perpustakaan kelas. Kegiatan membaca ini bisa dilakukan selama 7 menit
2. Diskusi hasil resensi buku
Pada bagian ini masih berkaita dengan point nomor 1. Setelah siswa membaca buku selama 7 menit, guru menunjuk salah satu siswa untuk menceritakan kembali hasil dari buku yang telah dibaca. Diharapkan hasilnya mengandung pesan moral yang dapat dipetik oleh setiap siswa. Sehingga dapat meningkatkan karekter siswa.
3. Buat perpustakaan kelas
Setiap kelas dilengkapi dengan rak buku. Rak buku ini akan dijadikan perpustakaan mini untuk menyimpan berbagai jenis buku. Buku di setiap kelas tidak harus tentang buku sekolah, namun juga bisa tentang fiksi, biografi, novel dan jenis buku lainnya.
Persediaan buku di perpustakaan kelas ini tidak selalu harus disediakan di sekolah. Siswa juga bisa membawa atau menyumbangkan bukunya untuk disimpan di perpustakaan kelas.
Alangkah baiknya perpustakaan kelas ini juga dilengkapi buku tamu seperti perpustakaan pada umumnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan siswa dalam membaca dan juga dapat dijadikan data siswa yang paling rajin membaca buku.
4. Pengadaan buku terbaru dan berkualitas
Point nomor empat ini masih berkaitan dengan point nomor tiga. Buku yang disediakan di perpustakaan kelas harus selalu diperbarui. Hal ini harus diperhatikan supaya siswa semangat dalam membaca. Siswa lebih suka buku terbaru dan berkualitas. Jangan sampai siswa bosan dengan buku yang disediakan di perpustakaan kelas.
5. Tinggalkan pengingat pentingnya membaca buku di setiap kelas
Jika biasanya di depan kelas khususnya di atas pintu terdapat tulisan “Terlambat itu malu” maka alangkah baiknya juga diberi peringatan tentang pentingnya membaca buku. Banyak kata-kata mutiara yang bisa dikutip dari tokoh-tokoh, seperti “buku adalah jendela dunia dimana kita bisa melihat isi dunia tanpa melakukan perjalanan, hanya cukup membaca sebuah halaman buku”
6. Undang penulis buku
Adakan seminar setiap tahun ajaran baru dengan tema yang berkaitan dengan pentingnya membaca buku. Narasumber yang diundang diusahakan penulis buku. Supaya tidak terlalu memakan biaya, undang alumni yang sudah menjadi penulis buku.
Seminar setiap tahun ajaran baru ini juga bertujuan untuk memperkenalkan kepada siswa baru bahwa di sekolah ini menjunjung tinggi gerakan literasi sekolah.
7. Memberi hadiah kepada siswa yang rajin membaca buku
Beri penghargaan kepada siswa yang paling banyak membaca buku. Penghargaan ini bertujuan menghargai siswa yang rajin membaca buku. Selaian itu, penghargaan ini juga bertujuan untuk meningkatkan semangat siswa yang lain dalam membaca buku.
Cara penilaiannya bisa dengan melihat daftar kunjungan perpustakaan terbanyak baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan kelas. Penghargaan ini bisa diberikan pada acara seminar setiap tahun ajaran baru.
8. Mengajak siswa berkunjung ke perpustakaan terdekat
Proses pembelajaran tidak selalu berlangsung di dalam kelas. Banyak sumber yang dapat dijadikan sebagai tempat belajar seperti perpustakaan. Supaya siswa lebih bersemangat belajar, ajak siswa berkunjung ke perpustakaan di dekat sekolah.
Berkunjung ke perpustakaan ini sangat pas dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
9. Adakan hari khusus membaca buku
Sekolah mengadakan hari khusus membaca buku. Bisa tiga bulan sekali atau tergantung kepada kebijakan setiap sekolah.
Pada hari membaca buku ini proses pembelajaran seperti biasanya ditiadakan. Hari ini khusus membaca buku.
Siswa membaca buku tidak harus di kelas. Siswa bebas memilih tempat yang menurutnya nyaman untuk membaca. Bisa di perpustakaan atau di taman sekolah.
10. Peran kepala sekolah
Sukses tidaknya program di sekolah sangat dipengaruhi oleh peran kepala sekolah. Kepala sekolah berfungsi sebagai pemimpin sekaligus manajer di sekolah. Peran kepala sekolah untuk meningkatkan budaya literasi sekolah ini sangat diperlukan.
Kepala sekolah diharapkan dapat menyedikan sarana dan prasarana yang mendukung berjalannya budaya literasi sekolah. Kepala sekolah juga diharapkan menciptakan inovasi-inovasi supaya kegiatan untuk meningkatkan budaya literasi sekolah ini tidak berjalan dengan monoton.
Inilah 10 cara ampuh dan mudah meningkatkan budaya literasi di sekolah. Semoga bermanfaat dan dapat diimplementasikan di setiap sekolah guna meningkatkan nilai literasi Indonesia.