cdn0-production-images-kly.akamaized.net
Silent treatment atau perlakuan diam adalah fenomena di mana seseorang memilih untuk tidak berbicara atau berkomunikasi dengan sengaja. Ini bisa terjadi dalam berbagai konteks, baik secara langsung maupun melalui media elektronik. Meskipun sering dianggap sebagai perilaku merajuk yang tidak dewasa, silent treatment juga bisa menjadi alat manipulatif yang menyakitkan.
Menurut psikolog John Gottman, perilaku ini sering kali bertujuan untuk menyakiti pasangan dan mengontrol mereka, yang dapat memperburuk kondisi hubungan. Lantas, apa yang mendorong seseorang untuk melakukan silent treatment? Mari kita bahas lebih lanjut.
Pengelolaan emosi yang baik adalah kunci untuk kesehatan mental. Menurut Daniel Goleman, orang yang mampu mengelola emosi dengan baik memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Ketika seseorang menggunakan silent treatment, itu bisa jadi tanda bahwa mereka belum siap menghadapi masalah secara langsung. Mereka cenderung mengurung diri, yang hanya memperburuk masalah.
Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental mungkin juga menggunakan silent treatment sebagai cara untuk menghindari perasaan cemas atau depresi. Sigmund Freud menjelaskan bahwa ketidakmampuan untuk mengekspresikan emosi menunjukkan adanya ketidakseimbangan mental. Ini menunjukkan bahwa mereka belum memiliki kedewasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Pengalaman traumatik di masa lalu dapat memengaruhi cara seseorang berkomunikasi. Jika seseorang tidak terbiasa mengekspresikan diri, baik karena pola asuh yang menekan atau pengalaman buruk, mereka mungkin akan cenderung menggunakan silent treatment. Lingkungan yang tidak mendukung komunikasi yang terbuka dapat memperburuk perilaku ini.
Dengan memahami alasan di balik perilaku silent treatment, kita dapat lebih mudah membantu diri sendiri dan orang lain untuk keluar dari lingkaran penolakan komunikasi ini. Mari kita dukung satu sama lain untuk membangun komunikasi yang lebih baik!