Kawasan ruang terbuka diatur sedemikian rupa sehingga sangat mirip dengan kondisi jalanan umum. Terlihat beberapa mobil, motor, serta sepeda yang telah dinaiki oleh stuntman (pemeran pengganti) untuk melakukan aksi simulasi berkendara.
Simulasi pertama yang dipertunjukkan adalah bahaya bersepeda dengan kecepatan tinggi hingga menabrak sebuah mobil. Lalu, aksi berikutnya adalah simulasi bahaya menyebrang jalan ketika ada mobil yang sedang melintas. Kemudian ada pula simulasi bahaya menyerempet truk hingga masuk dan terjepit di kolong truk tersebut. Simulasi masih berlanjut dengan aksi tabrakan antara sepeda dan motor yang keduanya sama-sama melaju dengan kecepatan tinggi.
Video simulasi tersebut diunggah oleh akun @fyifact di Instagram. Video tersebut merupakan simulasi pemerintah Jepang memberikan informasi soal bahaya berkendara untuk anak-anak sekolah dasar (SD).
“Bukan cuma sekedar teori, seperti inilah kelas keselamatan lalu lintas yang diadakan di hadapan ratusan anak SD di Jepang, dimana anak-anak belajar tentang bahaya lalu lintas lewat pertunjukan yang realistis. Sejumlah tim stuntman dihadirkan untuk mendemonstrasikan berbagai jenis kecelakaan, seperti tabrakan sepeda, terjepit roda truk, kecelakaan akibat blind spot (titik buta), dan masih banyak lagi. Dengan cara ini, anak-anak diharapkan bisa lebih mawas diri ketika berada di jalan”, tulis sang pengunggah video di kolom keterangan.
Semua aksi yang dipertontonkan dalam kegiatan tersebut terlihat sangat nyata sampai membuat anak-anak SD ketakutan. Bahkan segelintir warganet sampai menyebut kalau cara pengajaran seperti itu membuat anak-anak SD yang emosionalnya belum stabil jadi trauma. Mungkin memang begitu cara Jepang memberikan pemahaman soal bahaya berkendara kepada anak-anak agar tertanam kewaspadaan yang tinggi saat mereka telah dewasa dan memutuskan untuk berkendara.
Cara Jepang yang tak biasa dalam memberikan informasi soal bahaya berkendara itu pun sukses menuai beragam tanggapan dari warganet yang turut menyaksikan videonya.
“pemerintah Jepang menggunakan serangan trauma, itu sangat efektif!”, kata akun @_i_koala berpendapat.
“Mereka diberi trauma agar terbentuk atitude”, timpal akun @adhityawitcaksana.
“Trauma gak sepenuhnya buruk, penggunaan trauma yang tepat dapat membentuk karakter dan perilaku. Contohnya video ini. Akan sangat berhati-hati dalam berkendara, atau bahkan sampe gak mau berkendara sendiri. Maka dari itu penuh lah transportasi umum 😁 CERDAZ memang Jepun”, balas akun @maxpandu ikut berkomentar soal penggunaan trauma untuk mengedukasi anak-anak Jepang soal bahaya berkendara.