Pria Ini Bagikan Pengalaman Unik Saat Jumatan di Nepal

"Seorang Backpacker Enthusiasts membagikan pengalamannya saat ia harus melakukan salat jumat di negeri seribu kuil, Nepal"

Salat jumat merupakan salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh seorang muslim laki-laki di seluruh penjuru dunia. Sebagai seorang Backpacker Enthusiasts yang hobi membagikan tips dan cerita menarik seputar backpacker dan pendakian, pria di balik akun @songtriwil belum lama ini membagikan pengalamannya saat ia harus melakukan salat jumat di negeri seribu kuil, Nepal.

Pria bernama Raihan Ariq Muslim itu bercerita kalau salat jumat di Nepal dan Indonesia memiliki cukup banyak perbedaan. Ia pun merasa terkejut karena tidak sesuai dengan kebiasaan yang dilakoninya alias culture shock.

"Perbedaan jumatan di Nepal dan Indonesia. Pertama adalah durasi jum'atan sampai 1 jam lamanya. kedua, habis khutbah pertama tiba-tiba adzan kedua terus orang-orang langsung berdiri untuk salat sunnah. kirain 2 rakaat, tapi ternyata sampai 8 rakaat lebih. yang ketiga, habis imam bilang 'waladdollin', nggak ada yang bilang 'aamiin' tetapi hening. Setelah gue cari tahu, ternyata di Nepal ini bermazhab Hanafi, sedangkan di Indonesia mayoritas bermazhab Syafi'i," ujar Raihan dalam video.

TamanPendidikan.com

https://www.instagram.com/songtriwil/

"Jujur gue pas awal nyoba jumatan di Kathmandu, culture shock banget karena perbedaan mazhab tersebut 😅," tulisnya di kolom keterangan.

Selesai menyaksikan video, warganet langsung meramaikan kolom komentar untuk melupakan tanggapannya masing-masing.

"Harus paham kenapa sholat sunnahnya bisa sampe 8 raka'at : 2 rakaat tahiyatul masjid ini dikerjakn setelah masuk masjid, 4 rakaat sunnah yg dicicil 2+2 rakaat dan 2 rakaat sunnah setelah sholat jum'at) ini bukan cuma mazhab hanafi saja karena mengerjakannya ada pahala karena beramal mengumpulkan sunnah di Hari jum'at pahalanya berlimpah berkali2 lipat seperti mandi wajib/junub, sedekah', shalawat lebih 1000x, dzikir, potong kuku, tadarus Qur'an dll. Sunnah2 yang dilakukan ini adalah sunnah2 yg pernah Rasulullah lakukan, jadi bukan karena mazhab saja tapi krna memang sunnah2 itu yg pernah Rasulullah lakukan. Na'am akhi," tulis seorang warganet di balik akun @inkaariyanti panjang lebar.

"HAH Gue juga pernah jumaatan di majdid nepal ini 2019 lalu😂😂😂 persis, pas di Uzbekistan jg culture shock sama 😂," kata @dimasramadhan yang ikut mengungkapkan pengalamannya saat salat Jumat di masjid yang sama dengan Raihan.

"Rata rata di negara asia selatan begitu, sprt bangladesh, pakistan, india, afghanistan dll, menganut mazhab hanafi, ceramah setelah adzan pertama disebut Ta'lim, bisa berdurasi 30-45 menit, lebih panjang dari khutbah jumatnya yg palingan cuma 10 menit, kalo ta'min al fatihah dalam mazhab hanafi dibaca sirr (pelan) karena dianggap doa, dan berdoa harus dengan suara pelan sesuai surat Al-A'raf : 55, itu landasan dalilnya dalam madzhab mereka🙌," ujar @qowiamin ikut berkomentar seputar Mazhab Hanafi di negara Asia Selatan.

TamanPendidikan.com

https://www.instagram.com/songtriwil/

"Jadi saudara2 kita di Hindustan (India pakistan Bangladesh termasuk Nepal) sebagian besar mazhab Hanafi. Ada beberapa ikhtilaf dalam shalat contohnya dalam melafalkan Aamiin tidak dijaharkan. Inilah Islam bukan hitam putih tapi saya benar kamu salah tapi lebih dari itu saling menghormati pendapat ulama mazhab sebagaimana imam Malik rah.a. Dan imam Syafi'i rah.a. guru saya katakan kalau ada yang tanya kenapa ad mazhab sebab semua pernah dibuat Nabi SAW, dan Allah tak ingin Sunnah Nabi apapun yg dilakukan Nabi itu hilang sampai akhir zaman. MasyaAllah indah Islam. 🤲," imbuh @youismaill di kolom komentar.

Berbeda dengan komentar lain yang membahas seputar salat jumat dan mazhab, seorang warganet dengan nama akun @agussofian_97 justru bertanya tentang hal yang tak terduga, yaitu perkara aman atau tidaknya sandal yang digunakan.

"Bang kalo di Nepal jumatan sandal aman nggak?," tulisnya. 


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network