Yogyakarta selalu memiliki sisi unik dan menariknya sendiri sebagai daerah istimewa. Tak hanya monumen bersejarah serta tempat-tempat wisata, tetapi makanannya yang khas juga selalu sukses meninggalkan kesan tersendiri di hati para pengunjungnya. Bakpia pathok, gudeg, bahkan sego brongkos, sampai hari ini makanan-makanan itu tetap melegenda tak tergusur oleh waktu sekalipun banyak makanan kekinian hadir di tengah masyarakat.
Meskipun tak sepopuler bakpia atau gudeg, pun juga sempat lengang dari pembicaraan masyarakat, sego brongkos kini kembali viral memenuhi jagat maya media sosial. Melalui sebuah video singkat yang diunggah ulang oleh akun @voilajogja, warganet Instagram diajak untuk menyaksikan betapa menggiurkannya olahan daging yang dimakan dengan nasi bernama sego brongkos itu.
Salah satu warung yang terus ramai didatangi oleh pengunjung yang lapar "sego brongkos” adalah Warung Handayani di Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Sego brongkos yang ditampilkan pun berasal dari warung ini, di mana sang pembuat video mendatangi Warung Handayani yang terletak di Jl. Gading No. 2, Jogja (Dekat Alun-Alun Kidul).
Lokasi warung makan Brongkos Handayani gampang dicari. Pertama-tama kita menuju Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Dari alun-alun ini, tinggal menuju ke arah Plengkung Gading, ini adalah bangunan serupa terowongan kecil di selatannya. Tapi jangan terlalu jauh, sebab lokasi Handayani ada di gerbang keluar alun-alun. Bahkan nempel ke dinding alun-alun. Karena tak pernah sepi pengunjung, bahkan sudah dikenal sejak tahun 1975, maka brongkos Handayani ini kerap disebut sebagai salah satu kuliner legendaris Yogyakarta.
"Masyallah brongkos legend kesukaan alm. simbah putri (nenek) tiap hari selalu beli disini 😢😢," kokentar akun @keranjang_marsha yang membuktikan betapa melegendanya Warung Brongkos Handayani ini.
Jika dilihat sekilas dari tampilannya, brongkos ini mirip dengan rawon, namun ada perbedaan mendasar dari kedua masakan tersebut, yaitu kuah kental brongkos menggunakan santan, sementara rawon tidak bersantan. Kemiripan warna kuah ke dua masakan muncul karena keduanya menggunakan rempah khusus bernama kluwek. Selain itu, sedikit ada rasa yang manis menjadi ciri khas masakan Jawa, khususnya Yogyakarta.
Kalau ditilik sejarahnya, brongkos berasal dari bahasa Inggris, 'Brown Horst' yang artinya daging cokelat. Namun, karena penyebutannya susah, di lidah orang Jawa ia menjadi "brongkos”. Tidak ada catatan pasti kapan masakan ini masuk dalam daftar kulinari Jawa atau Yogyakarta. Meskipun begitu, dugaan sementara menyebut kalau ia masuk bersamaan dengan datangnya orang-orang Belanda ke Yogyakarta. Dugaan lain mengatakan kalau ia justru dibawa oleh para bangsawan Jawa yang bersekolah ke Eropa.
Selain daging, sego brongkos biasanya dilengkapi dengan kulit melinjo dan kacang tolo. Daging sapi yang dipilih biasanya yang cukup banyak mengandung lemak atau dalam bahasa Jawa disebut koyor. Bagi mereka yang tidak terlalu menyukai daging sapi, terlebih yang berlemak atau gajih, beberapa tempat makan menyediakan penggantinya seperti tahu atau telur ayam rebus. Tak perlu khawatir bagi para penikmat makanan pedas, sebab sepiring brongkos biasanya dilengkapi cabai rawit utuh yang bisa digerus dan menambah sensasi pedas.
Di Warung Handayani sendiri, bahkan pengunjung bisa meminta ekstra cabe rawit jika benar-benar ingin merasakan pedas. Seperti yang terlihat dalam video, di mana cabe rawit hijau tampak di tuangkan utuh ke dalam mangkuk yang berisi dengan sego brongkos ini untuk menambah cita rasa pedas yang nikmat. Di warung ini, biasanya orang memilih menu Brongkos Koyor. Ini artinya menu lengkap: nasi, brongkos dengan daging, telur ayam, dan tahu. Persis seperti yang terlihat dalam video, ya!
Sebenarnya, brongkos di kawasan Yogyakarta tak hanya Warung Handayani saja, sebab masih banyak tempat terkenal lainnya seperti yang berada di pinggiran Kali Krasak, di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Jawa Tengah. Di sana ada brongkos Warung Ijo Ibu Padmo.