Mozambique spitting cobra adalah spesies ular berbisa yang tersebar luas di Afrika timur dan selatan, termasuk di Mozambik, Zimbabwe, dan Afrika Selatan. Nama ilmiahnya adalah Naja mossambica.
Ular ini dapat tumbuh hingga sekitar 1,5 meter panjangnya dan memiliki warna kulit yang bervariasi antara coklat, hitam, atau abu-abu kebiruan.
Seperti halnya dengan spesies lain dari genus Naja, Mozambican spitting cobra memiliki kemampuan untuk memuntahkan racunnya ke arah musuhnya yang terletak pada jarak beberapa meter.
Racunnya sangat berbahaya dan dapat menyebabkan iritasi parah pada kulit dan mata, serta kerusakan permanen pada mata jika tidak diobati dengan benar.
Oleh karena itu, Mozambican spitting cobra dianggap sebagai salah satu ular berbisa yang paling berbahaya di Afrika.
Fakta Menarik dari Mozambique Spitting Cobra
1. Mozambique Spitting Cobra memiliki ukuran panjang tubuh yang relatif lebih kecil untuk spesies ular Kobra.
2. Mozambique Spitting Cobra adalah salah satu ular paling berbahaya di Afrika. Satu-satunya spesies kobra lain yang lebih mematikan adalah kobra Kaspia, sementara racunnya sama beracunnya dengan ular paling berbisa di dunia, ular derik Mojave Amerika.
3. Racun Mozambique Spitting Cobra bersifat sitotoksik, artinya gigitan yang ia lakukan dapat menyebabkan kerusakan jaringan lokal selain rasa sakit.
4. Salah satu fakta unik tentang Mozambique Spitting Cobra adalah, tidak seperti spesies kobra lainnya, lubang pada taringnya berada di sudut kanan, hal ini dapat membuatnya menyemburkan racun saat berada di tanah atau ketika ia sedang membesarkan tudungnya.
5. Mozambique Spitting Cobra mampu meludahkan racunnya hingga jarak 4 hingga 8 kaki atau lebih dari 3 meter ke mata mangsanya.
Mozambique Spitting Cobra berhabitat di hutan, savana, padang rumput, dan wilayah semi-gurun. Ular ini sering ditemukan di dekat air, seperti sungai, danau, dan rawa-rawa, serta di sekitar permukiman manusia.
Mozambique spitting cobra dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan yang berbeda dan dapat ditemukan pada ketinggian hingga 2.000 meter di atas permukaan laut.
Namun, ular ini cenderung menghindari area yang sangat kering atau terlalu basah, serta area dengan suhu yang terlalu ekstrem, seperti daerah yang sangat dingin atau sangat panas.