Gereja, sebagaimana yang dikatakan oleh Kitab Suci, adalah "tubuh Kristus," dan Gereja Katolik mengajarkan bahwa Gereja merupakan satu kesatuan tubuh dari umat beriman di dalam surga dan di atas bumi.
Oleh karena itu hanya ada satu Gereja yang sejati, yang nampak dan yang bersifat fisik, bukannya beberapa Gereja.
Dan bagi Gereja yang satu ini, yang awalnya didirikan oleh Yesus di atas Petrus dan para rasul, Yesus memberikan suatu mandat untuk menjadi pengajar dan penjaga yang berwenang dari iman.
Untuk mentransmisikan wahyu ilahiah Kristus, para rasul diberi mandat untuk "memberitakan injil," yang mereka laksanakan baik secara lisan maupun tulisan, dan yang mereka lestarikan dengan meninggalkan para uskup sebagai penerus mereka.
Katekismus menyatakan bahwa "pemberitaan rasuli, yang diekspresikan secara khusus dalam kitab-kitab yang terilhami, yang dilestarikan dalam rantai suksesi yang berkesinambungan hingga akhir zaman. Transmisi hidup ini, terselenggara dalam Roh Kudus, disebut Tradisi, karena berbeda dengan Kitab Suci, meskipun terkait erat dengannya."
Pengertian Gereja
Berdasarkan asal usul kata “Gereja” diambil dari bahasa Portugis “Igreja”, dalam bahasa Latin disebut “Ecclesia” dan dalam bahasa Yunani disebut “Ekklesia” yang berarti perkumpulan, pertemuan, rapat.
Gereja bukan sembarangan perkumpulan, melainkan kelompok orang-orang khusus yang dipanggil Tuhan untuk bersekutu bersama-sama denganNya. Terkadang “gereja” dipakai dengan kata “jemaat” atau “umat”, tetapi perlu diingat bahwa “jemaat” sangat istimewa.
Menurut Bruner, jemaat adalah persekutuan-pribadi, persekutuansaudara, persekutuan-hidup dan persekutuan-Kristus. Pada persekutuan tersebut, Kristus sebagai Kepala segala yang ada, itu berarti segala sesuatu yang ada di bumi ada dalam kuasaNya.
Kristus adalah Kepala jemaat, itu berarti jemaat adalah tubuh kepunyaan-Nya dan karena itu ia mendapat bagian dalam segala sesuatu yang Ia kerjakan.
Prinsip Membangun Sebuah Gereja
Keindahan interior gereja mengutamakan kesederhanaan, monumental ringan, kejelasan dan ruang kesucian. Pemikiran dasar bentuk bangunan berlandaskan pada pencahayaan, baik pencahayaan alami maupun pencahayaan Universitas Kristen Petra buatan.
Cahaya alami masuk ke dalam gereja melalui skylight, atau lebih tepatnya melalui bukaan-bukaan atau jendela. Enam jendela horisontal dimaksudkan untuk pencahayaan nave dan satu untuk pastoran.
Nave adalah bagian tengah dari ruang ibadah gereja. Beberapa pencahayaan tergantung panel, menciptakan keadaan seolah-olah sisi gereja yang mencegah cahaya masuk ke dalam gereja, adalah bagian dari atap horisontal.
Pantulan cahaya masuk ke dalam ruang gereja hanya melalui celah antara panel dan dinding. Prinsip pencahayaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan arsitektur bangunan gereja, hal ini membuatnya unggul, arsitektur bangunan seperti itu memenuhi dengan baik ketentuan yang telah dibuat untuk sebuah bangunan gereja.
Tujuan dari Gereja
Dua tujuan yang tidak dapat dikesampingkan dari gereja dapat dilukiskan seperti berikut ini: dikumpulkan, untuk melayani tubuh Kristus, dan tersebar, untuk melayani dunia.
Penting sekali untuk membedakan kedua tujuan ini. Di satu sisi, gereja berkumpul sebagai satu tubuh orang-orang percaya untuk saling melayani; dan disisi lain, gereja harus melayani orang tidak percaya di dunia dengan injil.
Kedua tujuan ini harus tetap dipisahkan: gereja melayani orang percaya dan tidak percaya pengajaran. Kata mengajar sinonim dengan kata doktrin. Pengajaran adalah faktor penting dalam pendidikan, dan hal itu merupakan bagian vital bagi gereja Perjanjian Baru.
Anggota-anggota gereja mula-mula dengan tekun mempelajari pengajaran para rasul ( Kisah Para Rasul 2:42).
Mereka mengajarkan doktrin kebangkitan Kristus (Kisah Para Rasul 4:2); mereka mengajarkannya secara terus menerus, selama mereka memiliki kesempatan ( Kisah Para Rasul 5:21,25) sampai seluruh kota Yerusalem dipenuhi oleh pengajaran tentang Kristus dan penebusan-Nya ( Kisah Para Rasul 5:28).
Inti dari pemberitaan mereka adalah bahwa Yesus sesungguhnya adalah Mesias (Kisah Para Rasul 5:42;17:3). Pengajaran kepada orang-orang yang baru percaya menghasilkan kedewasaan (Kisah Para Rasul 11:26;15:35).
Tujuan dari pengajaran Paulus adalah untuk mendewasakan orang percaya dalam Kristus (Kolose 1:28); jadi, pengajaran merupakan praktik yang harus diteruskan pada generasi berikutnya ( 1 Timotius 2:2).
Kegagalan untuk melakukan hal itu atau kegagalan untuk merespons pengajaran itu akan menghasilkan bayi-bayi rohani (Ibrani 5:12).
Persekutuan. Sebagai tambahan dari pengajran, gereja Perjanjian Baru memiliki karunia-karunia rohani lain untuk melayani tubuh Kristus. Relasi di antara tubuh Kristus ini terlihat dari istilah "satu sama lain" ( Roma 12:5,10,16; 13:8;14:13, 19;15:5,7,14).