Secara umum, fertilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pembuahan dimana terjadi peleburan inti sel gamet laki-laki (sperma) dengan inti sel gamet perempuan (ovum), yang akan menghasilkan sel baru yang disebut zigot.
Zigot kemudian akan berkembang menjadi embrio dua sel, tiga sel, compact morula dan blastocyst. Sel blastocyst akan hatching atau menetas kemudian terjadi proses implantasi di rahim wanita.
Jadi, jika proses pembuahan berhasil dan embrio berkembang normal, maka wanita akan hamil. Akan tetapi sebaliknya, jika pembuahan dan perkembangan gagal, maka wanita akan menstruasi.
Agar lebih mengerti tentang fertilisasi, apa fungsi, syarat, serta bagaimana proses terjadinya fertilisasi, simak ulasannya di bawah ini.
Fungsi Fertilisasi
Ada beberapa fungsi dari fertilisasi yang dapat dipahami, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.Menentukan jenis kelamin anak saat pembuahan terjadi.
2. Membuat jumlah kromosom dari bagian haploid menjadi diploid kembali.
3. Menurunkan materi genetik dari pihak jantan ke pihak betina pada anak.
4. Mengaktivasi sel telur agar dapat memulai proses pembuahan.
Syarat Terjadinya Fertilisasi
Fertilisasi akan terjadi ketika memenuhi beberapa syarat yang ada. Berikut ini adalah beberapa syarat terjadinya sebuah fertilisasi, yaitu:
1. Terjadinya aktivasi secara metabolik telur untuk memulai perkembangan.
2. Terjadinya peleburan bahan genetik dari sperma dan juga sel telur.
3. Harus ada pengaturan saat pemasukan sperma ke dalam sel telur.
4. Adanya kontak antara sperma dan sel telur.
Proses Fertilisasi
Bagaimana fertilisasi itu terjadi. Simak proses terjadinya fertilisasi berikut ini:
1. Sel sperma masuk ke dalam vagina
Proses tersebut merupakan terjadinya peristiwa masuknya sperma ke dalam vagian. Sperma yang masuk ke dalam vagina akan di seleksi oleh cervix, sperma yang non motil dan tidak bagus tidak akan berhasil menembus servix.
2. Sel sperma dan sel telur bertemu
Pada proses tersebut, sel sperma yang mengalami kapasitasi dan terjadi reaksi akrosom pada sperma tersebut, reaksi akrosom tersebut akan memudahkan sperma menembus sel telur.
3. Sel sperma dan sel telur bersatu
Pada proses ini sel sperma akan melepas ekornya. Sementara itu, sebagian sperma lain seperti mitokondria bertugas untuk melakukan pembelahan terhadap sel telur sehingga sperma tersebut bisa masuk lebih dalam ke sel telur yang berukuran lebih besar dari sel sperma hingga proses pembuahan terjadi.
4. Aktivasi
Aktivasi merupakan respons sel telur terhadap sel sperma yang melakukan pembuahan. Sering kali respons pertama dari sel telur adalah mencegah polispermi atau pembuahan oleh banyak sel sperma (cortical reaction).
Setelah proses pembuahan selama 18 jam berhasil, sel telur yang telah dibuahi atau biasa disebut dengan zigot akan berkembang menjadi embrio yang menempel pada dinding rahim dalam rentang waktu 8-10 hari.
Ketika semua berjalan dengan baik, maka zigot akan berkembang menjadi fetus atau janin yang merupakan organisme baru yang akan menjadi anak yang akan dilahirkan.