Pengertian kolonialisme adalah konsep pendelegasian kekuasaan politik di luar wilayah hukum untuk memberdayakan daerah lain. Tentu saja hak dan kekuasaan serta kewajibannya sepenuhnya dikuasai oleh negara asalnya sebagai pusat pemerintahan.
Secara administratif, wilayah baru menjadi negara bawahan dari sistem terpusat, bertanggung jawab langsung kepada Nagara.
Kolonialisme adalah pembentukan koloni di luar batas wilayah hukum, terlepas dari apakah lokasi baru tersebut sudah berpenghuni. Padahal, dengan berdirinya daerah jajahan di sana, sebuah kerajaan melakukan praktik pemekaran wilayah (imperialisasi). (Miftakhuddin, 2019).
Kolonialisme secara umumnya diketahui sebagai paham tentang penguasaan oleh suatu negara/bangsa terhadap daerah/wilayah milik orang lain dengan maksud memperluas wilayah pelaku kolonialisme itu sendiri.
Masa dan Perkembangan Kolonialisme
Kolonialisme telah berkembang lama di dunia sejak abad ke-15. Awalnya bangsa Eropa menguasai seluruh wilayah dengan kekuasaan, sistem politik, serta militer kuat.
Namun, beberapa abad kemudian terjadilah pergolakan antar bangsa dengan perbedaan kultur, budaya, keyakinan sekaligus sifat dominan yang ingin menguasai seluruh wilayah membuat peperangan tidak bisa dibendung lagi.
Jatuhnya imperium barat sebagai simbol kekuasaan, yaitu konstantinopel di tangan Turki Utsmani menjadi salah satu contoh dampak runtuhnya bangsa Eropa.
Hingga akhirnya ekonomi serta perdagangan mengalami kemerosotan. Hal ini didukung pula dengan adanya revolusi industri dengan tujuan mengembangkan perekonomian.
Revolusi industri inilah yang membuat bangsa Eropa membuat armada-armada laut seperti kapal besar yang dapat digunakan untuk berlayar menjelajah samudra.
Pelayaran ini dilakukan dengan tujuan menemukan sumber daya lain yang berlimpah di suatu negara. Ternyata hal tersebut terjadi sebab adanya misi Perang Salib.
Upaya tersebut akhirnya membuat bangsa Eropa menemukan negara-negara dengan hasil alam yang tinggi namun belum memiliki sistem yang kuat.
Hal inilah yang kemudian membuat bangsa Eropa menjadi berambisi untuk menguasai seluruh wilayah demi merenggut keuntungan sebanyak-banyaknya sekaligus kejayaan dalam bidang politik. Itulah awal mula kolonialisme mulai berkembang dan menjadi sebuah sistem di luar kendali manusia.
Jenis-Jenis Kolonialisme
Kolonialisme mempunyai macam atau jenis-jenis, antara lainsebagai berikut:
• Koloni Eksploitasi
Adalah penguasaan suatu daerah atau wilayah untuk diambilsemua tenaga penduduknya secara kerja paksa atau kerja rodi dan dikuras kekayaan alamnya untuk keperluan negera yang melakukankoloni (Negara penguasa).
• Koloni penduduk
Merupakan penguasaan wilayah atau daerah baru yang caranyamengusir atau menghilangkan penduduk pribumi yang digantikan olehpendatan yang membuat kedudukan penduduk pribumi menjadidiabaikan.
• Koloni deportasi
Adalah wilayah koloni yang dipakai sebagai tempat membuatpara narapidana yang tidak dapat diatasi oleh pemerintah.
Banyak darinarapidana adalah narapidana yang memperoleh hukuman seumurhidup, yang mana mereke disuruh bekerja tanpa dibayar dibandingpemerintah harus memberikan makan mereka seumur hidup.
• Koloni domisili
Adalah penduduk suatu negara yang menempati wilayah koloni(asimilasidan pendudukan)
• Koloni lebensraum
Adalah adanya ledakan penduduk pada suatu negara induk,menjadikan beberapa orang mencari ruang hidup pada wilayah baru.
Faktor Pendorong Kolonialisme
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keinginan kolonialisme negara barat seperti, Merkantilisme, Kapitalisme, Revolusi Industri, Jatuhnya Konstantinopel, Dorongan 3G, Teori Heliosentris :
1. Merkantilisme
Yakni kebijakan politik dan ekonomi suatu negara, tujuannya adalah untuk mengolah kekayaan sebanyak-banyaknya (dalam bentuk emas) sebagai standar kesejahteraan dan kekuasaan negara itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan tersebut, muncul semangat beberapa negara Eropa untuk mencari koloni. Sebagai contoh, beberapa negara merkantilis di Eropa; Perancis, Inggris, Jerman, Belanda. (Aman, 2013).
2. Kapitalisme
Merupakan suatu paham yang beranggapan bahwa dalam perekonomian, untuk mendapatkan keuntungan yang besar harus mempunyai modal sebesar-besarnya.
Pemilikan modal yang besar dengan sendirinya akan menguasai berbagai sektor produksi, bahan baku, dan pemasaran. Menurut kapitalisme seseorang bebas memupuk kekayaannya.
3. Revolusi
Industri adalah pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang yang dikejakan oleh tenaga manusia atau hewan menjadi tenaga mesin. Penggunaan mesin dalam industri menjadikan produksi lebih efisien, ongkos produksi dapat ditekan, dan barang dapat diproduksi dalam jumlah besar dan cepat.
Berkembangnya revolusi industri menyebabkan bangsa-bangsa Barat memerlukan bahan baku yang lebih banyak. Mereka juga memerlukan daerah pemasaran untuk hasil-hasil industrinya.
4. Jatuhnya Konstantinopel
Oleh Kekaisaran Turki Usmani tahun 1453. Penguasa Turki Islam dari dinasti Utsmani berhasil merebut 39 Konstantinopel (Istambul) pada tahun 1453. Pada saat itu Konstantinopel merupakan pusat pemerintahan Romawi Timur.
Dengan jatuhnya Konstantinopel, maka perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh pedagang-pedagang Islam. Hal inilah yang mendorong para pedagang Eropa mencari jalan lain untuk mencapai penghasil rempahrempah (Asia).
5. Dorongan Semangat Tiga G
Kedatangan negara-negara Barat juga didorong oleh semangat 3G. 3G adalah motto dari emas (gold), Injil (gospel / agama) dan kemuliaan (adventure and glory).
Emas terkait dengan pencarian kekayaan, Injil adalah pemberitaan agama Kristen, dan kemuliaan adalah tekad untuk mewujudkan kemuliaan negaranegara Barat. Ketiga slogan ini telah mendorong negara-negara Barat ke dunia Timur. (Aman, 2013).
6. Tantangan teori Heliosentris
Pada tahun 1543, ilmuwan Polandia Nicolaus Copernicus mengajukan teori heliosentris. Menurut teori heliosentris, pusat tata surya adalah matahari.
Bumi itu bulat seperti bola. Teori ini bertentangan dengan teori geosentris yang meyakini bahwa pusat tata surya adalah bumi. Ilmuwan Italia Galileo adalah salah satu pendukung semangat pelayaran karena ia menemukan teropong (teleskop) yang dapat melihat benda-benda jauh. (Aman, 2013).
Tujuan Kolonialisme
Kolonialisme mempunyai tujuan untuk menguras sumber daya alam dari daerah koloni untuk dibawa ke negara induk.
Pada abad ke-15, visi pokok kolonialisme adalah menguasai seluruh wilayah di dunia, sebagai wujud pembalasan kepada Islam atas kekalahan Kristen dalam Perang Salib 1453.
Hal ini dibuktikan dengan keputusan Paus pada 1493 lewat Perjanjian Tordesillas, yang membagi dunia menjadi dua, yaitu sebagian untuk Spanyol dan sebagian lainnya untuk Portugis.
Demikianlah Portugis dan Spanyol, yang menjadi pelopor penjelajahan dunia, memulai petualangan mereka karena merasa berhak atas jatahnya masing-masing.