Bonus Demografi merupakan fenomena peradaban kependudukan suatu negara di mana, terjadi ledakan jumlah penduduk usia produktif yang dapat menjadi modal dasar dalam pembangunan.
Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia bagaimana penanganan Bonus Demografi ini sebab apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan kerugian besar bagi Indonesia, dengan demikian Bonus Demografi harus mendapat penanganan yang baik dan komprehensif agar tidak menimbulkan bencana di kemudian hari.
Ledakan jumlah penduduk akan berimbas pada segala aspek lain dalam berbagai bidang yaitu kependudukan, kesehatan, kesejahteraan, perekonomian, dan lain-lain.
Bonus demografi terjadi ketika struktur penduduk dengan jumlah usia produktif (15-64 tahun) sangatlah besar sedangkan proporsi penduduk usia muda sudah semakin kecil dan proporsi penduduk usia lanjut belum begitu besar.
Hal ini membawa angin segar dimana Indonesia akan mendapatkan keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh penurunan rasio ketergantungan sebagai hasil proses penurunan kematian bayi dan penurunan fertilitas dalam jangka panjang.
Namun bonus demografi ini tidak akan bermanfaat apabila tidak dipersiapkan sedemikian rupa, misalnya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, membuka lapangan pekerjaan yang sesuai dengan mutu sumber daya manusia tersebut.
Pengertian Bonus Demografi Menurut Para Ahli
1. Wikipedia (2016)
Memberikan pengertian bonus demografi sebagai fenomena penting yang di alami Indonesia karena suatu kondisi penduduknya yang lebih besar di usia produktif dibandingkan dengan usia tidak produktif.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016)
memberikan ulasan bahwa bonus demografi adalah istilah dalam kependudukan yang mengambarkan jumlah usia produktif lebih besar dibandiangkan dengan usia tidak produktif.
3. BKKBN (2013)
Lembaga negara ini mengartikan bahwa bonus demografi adalah keuntungan jumlah penduduk yang dinikmati Negara. Sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif yang ada dalam masyarakat.
4. Tifatul Sembiring (Kominfo, 2014)
Memberikan pengertian bonus demografi adalah suatu keadaan penduduk yang menguntungkan, karena jumlah penduduk didominasi oleh masyarakat yang masih berusia produktif.
5. Wongboonsin (2003)
Memberikan pengertian bahwa bonus demografi (demographic dividen) adalah suatu keuntungan ekonomis yang disebabkan menurunnya rasio ketergantungan jumlah penduduk, sebagai hasil fertilitas jangka panjang.
6. Jimmy Ginting (2016)
Memberikan defenisi bonus demografi sebagai ledakan penduduk usia produktif yang akan terjadi di Indonesia pada tahun 2020 sampai tahun 2030.
Penyebab Bonus Demografi
Peristiwa bonus demografi terjadi karena sejumlah faktor yang berasal dari angka kelahiran total (total fertility rate) dan kematian bayi (infant mortality rate). Angka kelahiran pada suatu negara menurun sehingga anak-anak dengan usia 15 tahun akan berkurang.
Hal yang sama juga terjadi pada angka kematian bayi yang semakin menurun. Dengan demikian, harapan hidup bayi hingga dewasa terus meningkat.
Dampak Bonus Demografi
Membicarakan dampak bonus demografi tentu tidak hanya melihat dari satu sisi keuntungan saja. Dampak bonus demografi adalah dua sisi koin yang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Secara singkat, bonus demografi adalah momentum penting untuk meningkatkan kemajuan sebuah bangsa.
Namun, bonus demografi akan memberikan dampak negatif apabila tidak dipersiapkan dengan baik. Bahkan, dampak lain dari bonus demografi adalah sebuah ancaman dan bahaya yang perlu diantisipasi secara tepat dan cermat.
Misalnya, tingkat keberhasilan bonus demografi Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang ada.
Arti dari usia produktif tidak akan bermakna jika sumber daya yang ada tidak memiliki kualitas yang cukup. Sebaliknya, jumlah pengangguran akan semakin meningkat, tidak terkendali, dan peluang bonus demografi hanya akan hilang.
Peluang Bonus Demografi
Berbicara mengenai peluang maka bonus demografi dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh pemerintah. Beberapa hal yang membuat optimis bahwa bonus demografi menjadi potensi yaitu terkait pemerintah Joko Widodo telah memasukkan isu bonus demografi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Termasuk menjabarkan kerangka pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena bonus demografi telah disadari dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi ini melalui pemerataan pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia dengan memberikan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar 1,3 Triliun.
Pemerataan akses pendidikan dasar terutama bagi penduduk yang ada di pelosok dan kurang mampu secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Selain akses pendidikan dasar bagi penduduk kurang mampu, akses terhadap pentingnya pendidikan kependudukan juga menjadi point penting dalam menghadapi era bonus demografi ini.
Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menjadi salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, kesadaran, dan tingkah laku tentang komponen-komponen dalam demografi dan kependudukan.
Dengan mengetahui, setidaknya penduduk usia non produktif (penduduk usia sekolah sampai 15 tahun) menjadi sadar dan akhirnya akan mempengaruhi perilaku mereka yang serba bertanggung jawab terhadap pertambahan penduduk di Indonesia.
Tantangan Bonus Demografi
Bonus Demografi selain memberikan keuntungan bagi pemerintah, juga dapat menjadi boomerang apabila pemerintah tidak menyiapkan sumberdaya manusianya maupun lapangan pekerjaannya.
Berbicara mengenai kualitas sumberdaya manusia, maka dapat dilihat dalam Human Development Repot (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Angka IPM Indonesia pada tahun 2015 adalah 0,689 menempati rangking 113 dari 188 negara di dunia (INSHDR 2016 Indonesia Summary-final.pdf diakses tanggal 28 Oktober 2017).
Hal ini menunjukkan bahwa IPM Indonesia meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 dimana Indonesia menempati posisi 121 dengan nilai 0,629. Berdasarkan nilai tersebut maka Indonesia termasuk dalam kelompok medium human development.
Hal ini mencerminkan kemajuan yang telah dicapai pemerintah Indonesia dalam hal harapan hidup saat lahir, rata-rata tahun bersekolah, harapan lama bersekolah dan pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita selama periode tersebut.
Sementara di kawasan ASEAN, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia berada di urutan 6 dari 10 negara ASEAN yaitu Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan Filipina.
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia menunjukkan kualitas sumber daya manusia menengah bawah artinya kualitas sumber daya manusia Indonesia belum mampu bersaing dengan sumber daya manusia Negara-negara lainnya.
Hal ini terlihat dari tenaga kerja Indonesia yang kurang kompetitif dimana masih didominasi di sektor jasa (menjadi asisten rumah tangga).
Permasalahan pembangunan sumberdaya manusia ini yang seharusnya bisa diselesaikan. Kenyataannya pembangunan kependudukan seolah terlupakan dan tidak dijadikan underlined factor. Padahal pengembangan sumber daya manusia yang merupakan investasi jangka panjang yang menjadi senjata utama kemajuan suatu bangsa.
Isu ketenagakerjaan tidak akan lepas dari fenomena bonus demografi baik sebagai peluang ataupun tantangan. Berbicara mengenai ketenagakerjaan maka berapa banyak angka pengangguran di Indonesia.
Angka pengangguran di Indonesia terbesar ketiga diantara Negaranegara ASEAN yaitu sebesar 6,2%. Angka pengangguran di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan Malaysia (3,2%) dan Singapura sebesar 2,8%.
Angka pengangguran ini harus dikurangi yang berarti pula makin terbukanya lapangan kerja dan makin siapnya penduduk usia produktif untuk terserap oleh lapangan kerja yang tersedia.
Penduduk usia produktif perlu memperoleh kemudahan akses pendidikan dan pelatihan. Sehingga keterampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan kompetensi agar mampu bersaing di dunia kerja.