Berbaik sangka atau berprasangka baik sering disebut dengan istilah berpikir positif (positive thinking).
Maksudnya adalah memandang atau menyikapi segala sesuatu secara baik. Contohnya, ketika kita melihat dan berkenalan dengan seseorang, kita harus mengedepankan pikiran yang positif serta menilai seseorang tersebut dengan penilaian yang baik tanpa ada kecurigaan tentang keburukannya.
Istilah berbaik sangka dalam Islam disebut dengan istilah husnuzan. Sikap ini sangat dianjurkan dan diperintah oleh Allah Swt untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Allah Swt melarang sikap buruk sangka kepada orang lain atau dikenal dengan istilah syu’uzan.
Sabda Rasul Tentang Perintah Berbaik Sangka
Berbaik sangka merupakan sikap atau berpikir baik kepada Allah SWT dan juga sesama umat manusia. Sikap ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW di dalam agama Islam.
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِي
Artinya : Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku."
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَنَافَسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
Artinya : Rasulullah SAW bersabda, "Jauhilah dari kalian prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta pembicaraan. Janganlah kalian saling memata-matai, saling mencari aib orang lain, saling berlomba-lomba mencari kemewahan dunia, saling dengki, saling memusuhi, dan saling memutuskan. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara."
Dasar Kewajiban Berbaik Sangka
Sagir menegaskan bahwa setiap manusia perlu untuk berḥusnuẓẓan kepada Allah, Rasul, orang-orang saleh dan sekalian orang mukmin, dikarenakan Allah masih menyembunyikan hal dari makhluk hidupnya, yakni sebagai berikut:
a. Allah menyembunyikan keridhaan-Nya dalam ketaatan yang kecil sekalipun.
b. Allah menyembunyikan kemurkaan-Nya dalam kemaksiatan yang kecil sekalipun.
c. Allah menyembunyikan rahasia-rahasia-Nya pada ciptaan-nya.
d. Allah menyembunyikan terkabulnya suatu doa, agar senantiasa bertaqarrub dan berdoa kepada-Nya.
Macam-Macam dan Ciri Berbaik Sangka
Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa salah satu tanda orang yang berbaik sangka adalah taat kepada Allah. Hasan al-Bashri menambahkan bahwa orang yang ḥusnuẓẓan kepada Tuhannya harus senantiasa memperbaiki amalnya.
Berbaik sangka dilihat dari objeknya terbagi menjadi 4, yaitu:
a. Berbaik sangka terhadap Allah
Ḥusnuẓẓan kepada Allah memiliki 2 tingkat pemahaman, yaitu:
1) Mempercayai Allah, mengadukan segala persoalan kepada-Nya, ridha akan qadha dan qadar-Nya, senantiasa bersikap dingin dalam menghadapi kehendak-Nya.
2) Bersyukur atas segala nikmat dari Allah dan tidak pernah mengeluh ketika menerima cobaan.
b. Berbaik Sangka Terhadap Rasulullah
Husnuzan terhadap Rasulullah memiliki 2 tingkatan, yaitu:
1) Melaksanakan segala sesuatu yang dibawa Rasulullah, mengikuti akhlak Rasulullah, meyakini bahwa syariat yang dibawa Rasul bersumber dari hakikat kemanusiaan, kecintaan kepada Rasul melebihi cinta kepada keluarga maupun diri sendiri, bersedia korban jiwa dan harta demi menolong syariat, menghidupkan sunnah dan mengimaninya sebagai petunjuk jalan.
2) Mengimaninya dengan minimal seperti iman orang awam kebanyakan.
c. Berbaik Sangka Terhadap Aulia (Orang-orang shaleh)
Ḥusnuẓẓan terhadap aulia terbagi menjadi 2, yaitu:
1) Memelihara tali kasih sayang, memelihara rasa cinta, memuliakan dan senantiasa mengikuti mereka (orang shaleh).
2) Meninggalkan i’tiradh atau menyangkal terhadap mereka dan tidak menisbahkan kejahatan kepada mereka.
d. Berbaik Sangka Terhadap Semua Orang Islam
Ḥusnuẓẓan terhadap orang islam juga terbagi menjadi 2, yaitu:
1) Mengembangkan rasa kasih sayang, mencurahkan segenap perhatian, memandang mereka dengan kerelaan, selalu menerima permintaan maaf mereka.
2) Selalu menahan diri untuk menyakiti mereka.
Manfaat Berbaik Sangka
Menurut Rohman, terdapat beberapa hikmah dari perilaku ḥusnuẓan antara lain:
a. Menyadarkan manusia bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi berjalan sebagaimana aturan dan ketetapan Allah.
b. Mendorong manusia untuk beramal dengan sungguh-sungguh demi memperoleh kehidupan yang baik di dunia maupun akhirat. Tidak lupa pula mengikuti hukum sebab akibat sebagaimana ketapan Allah.
c. Menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.
d. Mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah kehendak Allah