Sonari, Cacing Terbesar Di Dunia yang Mirip Ular Ini Bisa Keluarkan Bunyi Peluit

"Untuk membuktikan ukuran tubuh sang cacing memang besar, bahkan sang perekam video membandingkan ukuran tubuh cacing dengan telapak tangannya."

Ular berukuran jumbo itu biasa. Namun, bagaimana kalau cacing juga bisa memiliki ukuran yang tak kalah jumbo? Belum lama ini, seekor cacing terbesar di dunia kembali menggegerkan jagat maya Instagram setelah tertangkap oleh seorang warga lokal Sulawesi Tengah.

Cacing besar tersebut bernama cacing Sonari. Konon katanya, cacing terbesar yang memiliki tubuh menyerupai ular itu diberi nama Sonari karena ia mampu mengeluarkan suara mirip bunyi peluit tidak seperti cacing-cacing pada umumnya yang tidak bersuara.
TamanPendidikan.com

https://www.instagram.com/p/Cku82fGjs8P/

Dalam video singkat itu terlihat seekor cacing Sonari besar dengan perkiraan panjang sekitar 1 meter dengan diameter lingkar tubuhnya mencapai 5 cm. Saat tangan sang perekam video menyentuh tubuhnya, sang cacing pun tampak menggeliat.

Untuk membuktikan ukuran tubuh sang cacing memang besar, bahkan sang perekam video membandingkan ukuran tubuh cacing dengan telapak tangannya. Warganet pun melontarkan berbagai komentar untuk meramaikan unggahan video tersebut.

"Cacing besar alaska," komentar akun @eddypoernomo14.

"Buat mancing bisa gk 😂😂😂," tulis akun @rizaldyboby025.
TamanPendidikan.com

https://www.instagram.com/p/Cku82fGjs8P/

Setelah dilakukan pencarian informasi lebih lanjut, cacing sonari yang memiliki bahasa latin Metaphire musica merupakan jenis cacing tanah yang berukuran besar. Cacing ini dapat ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia.

Dalam kehidupan sehari-hari cacing sonari digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh penduduk sekitar habitat cacing ini. Cacing Sonari ini dinilai cukup unik karena pada waktu tertentu dapat mengeluarkan suara seperti jangkrik atau peluit.

Tubuh cacing sonari lembut dan terdiri dari cincin-cincin yang disebut 'annuli'. Tapi cacing ini berbeda dengan cacing kalung atau cincin. Juga beda dengan cacing tanah di permukiman.

Seperti cacing tanah pada umumnya, cacing sonari bersifat hermaprodit, yaitu dalam satu individu cacing mempunyai 2 alat kelamin yaitu jantan dan betina. Namun untuk perkembangbiakannya, cacing sonari tetap memerlukan pertukaran sperma yang berasal dari individu lain. Artinya satu ekor cacing tidak dapat berkembang biak sendiri, tetapi tetap memerlukan individu lain untuk melakukan pertukaran sperma yang akan membuahi sel telur.TamanPendidikan.com

https://www.instagram.com/p/Cku82fGjs8P/
Harga cacing Sonari di pasaran tampaknya sangat fantastis sehingga mampu umenarik minat banyak masyarakat untuk memburunya. Dalam bentuk basah, cacing Sonari dihargai Rp50.000 per ikat. Sementara itu, dalam keadaan kering harganya bisa menembus angka Rp5 juta per kilogram. Namun, jangan sekali-kali melihat mahalnya harga cacing Sonari sebagai suatu bisnis karena perburuan cacing Sonari yang dilakukan hingga merusak kawasan hutan konservasi dapat dilaporkan ke pihak kepolisian dengan tuduhan perusakan lingkungan, pembalakan, serta perburuan dan perambahan. Aksi pelaku ini akan dinilai melanggar Pasal 78 ayat 5 dan atau ayat 12 Jo Pasal 50 ayat 3 huruf e dan atau huruf m Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dengan hukuman 10 tahun penjara.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network