Salat tarawiḥ adalah suatu nama ibadah yang dikerjakan khusus di malam-malam dalam bulan ramaḍan, dengan melaksanakan dua-dua raka'at atau empat raka'at. Tiap-tiap empat raka'at diberikan waktu jedah untuk beristirahat.
Dengan demikian, secara sederhana didefenisikan bahwa salat tarāwiḥ adalah semua shalat yang ditunaikan sesudah shalat ‘isya dengan sunnat rawatib- nya hingga menjelang waktu subuh, termasuk shalat lail (malam) yang dikerjakan di bulan ramaḍān dikenal dengan shalat tarawiḥ.
Dengan kata lain, salat tarāwiḥ merupakan satu cara pengabdian atau peribadatan sunat yang dijalankan oleh setiap orang yang beriman di bulan ramaḍān pada waktu malam.
Sementara itu, dalam buku Ensiklopedi Indonesia Jilid ke VII, shalat tarawiḥ didefenisikan sebagai suatu nama bagi shalat malam di bulan ramaḍan yang disebut juga dengan qiyāmu ramaḍān.
Dinamakan shalat tarawiḥ karena pada tiap-tiap empat raka'at diselangi dengan istirahat. Lebih lanjut, Al-Hamid al- Husaini menjelaskan bahwa shalat Tarawiḥ adalah shalat sunat yang ditunaikan oleh kaum muslimin setiap malam selama bulan ramaḍān, setelah shalat isya dan sebelum shalat witir.
Dasar Hukum Salat Tarawih
Salat Tarawih hukumnya sunah muakkadah (sunah yang sangat dianjurkan) bagi setiap laki-laki dan wanita yang dilaksanakan pada tiap malam bulan Ramadhan.
Waktu pelaksanaan shalat Tarawih dimulai setelah shalat Isya, berakhir sampai terbit fajar. Bagi yang belum melaksanakan shalat Isya, tidak diperkenankan melakukan shalat Tarawih. Bahkan shalat Tarawihnya menjadi tidak sah.
وَالتَّـرَاوِیْحُ عِشْرُوْ نَ رَكْـعَةً بِعَشْرِ تَسْلِیْ مَاتٍ ,وَلَوْ صَـلَّى أَرْبَعًا بِتَسْلِیْمَةٍ أَوْ قَبْلَ فَرْضِ الْعِشَاءِ بَطَلَتْ .
Artinya: Shalat Tarawih dikerjakan 20 rakaat dengan 10 salam. Seandainya seseorang shalat 4 rakaat dengan satu salam, atau ia shalat Tartawih sebelum shalat fardhu Isya maka batal shalat Tarawihnya Diriwayatkan dari ibnu umar radhiyallahu’anhuma, dia telah berkata :
“sesungguhnya ada seseorang laki-laki bertanya kepada rasullulah shallallahu’alaihi wa sallam tentang shalat malam beliau. Lalu nabi shallallahu’alaihi wa sallam menjawab :
“shalat malam itu dua-dua rakaat” Apabila salah seorang diantara kamu merasa khawatir terhadap masuknya waktu subuh, maka hendaklah dia shalat satu rakaat saja sebagai witir terhadap shalat yang telah dilakukannya.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِیمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَھُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِھِ
Artinya: “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat Tarawih sebagaimana yang dituturkan oleh An Nawawi.
Hadits ini memberitahukan bahwa shalat Tarawih bisa menggugurkan dosa dengan syarat karena iman yaitu membenarkan pahala yang dijanjikan oleh Allah dan mencari pahala dari Allah, bukan karena riya’ atau alasan lainnya.
Keutamaan Salat Tarawih
Shalat sunnah tarawih sendiri memiliki berbagai keutamaan berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah, seperti dalam beberapa hadist berikut:
1. مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya, “Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau” (HR al-Bukhari, Muslim).
2. إنَّ الرَّجلَ إِذَا صَلَّى مَعَ الإمامِ حتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَه قِيَامُ ليلةٍ
Artinya, “Sesungguhnya seorang laki-laki yang melaksanakan shalat bersama Imam (berjamaah) sampai selesai, maka baginya dihitung pahala beribadah satu malam penuh.” (HR Abu Dawud)
3. إِِنَّ رَمَضَانَ شَهْرٌ فَرَضَ اللَّهُ صِيَامَهُ وَإِنِّي سَنَنْتُ لِلْمُسلِمِيْنَ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِعيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنَْ الذُّنُوبْ كَيَوْم وَلَدَتْهُ أُمُّه
“Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan dimana Allah mewajibkan puasanya, dan sesungguhnya aku menyunnahkan qiyamnya untuk orang-orang Islam. Maka barang siapa berpuasa Ramadhan dan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka ia (pasti) keluar dari dosa-dosanya sebagaimana pada hari ia dilahirkan oleh ibunya”.
Niat Salat Tarawih
Berikut adalah niat tarawih untuk imam dan makmum.
a. Niat Shalat Tarawih Sebagai Imam
اُصَلِّى سُنَّة التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.
“Aku menyengaja shalat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Ta’ala”
b. Niat Shalat Tarawih Sebagai Makmum
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
“Aku menyengaja shalat sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Shalat Tarawih
Berikut adalah runtutan dalam menjalankan shalat tarawih:
1. Membaca niat shalat tarawih
2. Membaca takbiratul ihram
3. Membaca ta’awudz dan surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan membaca surat yang ada di dalam Al-Quran
4. Rukuk
5. I’tidal
6. Sujud pertama
7. Duduk di antara dua sujud
8. Bangkit dari duduk
9. Salam pada rakaat kedua
10. Mengucap istighfar.