Puisi adalah rangkaian atau susunan kata yang indah, bermakna dan memiliki aturan serta unsur-unsur bunyi. Puisi terdiri dari diksi, gaya bahasa, dan tema. Ada dua unsur-unsur pembangun dalam puisi yaitu struktur fisik dan struktur batin.
Struktur fisik terdiri dari diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi dan tipografi. Sedangkan struktur batin terdiri dari tema, perasaan penyair, nada dan suasana serta amanat.
Menulis puisi sangat bertolak-belakang dengan menulis artikel, kalau dalam penulisan artikel kita dituntut untuk menggunakan kata yang tegas dan tidak berbelit-belit, maka dalam puisi malah sebaliknya.
Kita dituntut untuk pandai mengimprovisasikan sebuah keadaan menjadi rangkaian kata-kata yang enak dibaca dan penuh dengan makna tersembunyi.
Didalam membuat puisi kita harus memperhatikan gaya bahasa, rima, diksi, dan tema yang diangkat, agar puisi yang dibuat semakin bagus.
Pengertian Deklamasi Puisi
Deklamasi merupakan salah satu cara membacakan puisi tanpa menggunakan teks puisi. Biasanya orang yang mendeklamasikan puisi harus menghafalnya terlebih dahulu.
Pembacaan atau pendeklamasian puisi mengutamakan kejelasan, ketepatan, dan keakuratan lafal, volume, intonasi, ekspresi, gesture dan penghayatan. Berikut penjelasannya:
1. Lafal: cara menyembunyikan atau mengucapkan huruf (bagaimana mengucapkan misalnya f, v, p, z, j, dan sebagainya).
2. Volume suara: tingkat kenyaringan atau kekuatan bunyi atau suara
3. Intonasi: lagu kalimat, perubahan nada pengucapan tuturan (kata, frasa, klausa kalimat yang menimbulkan makna atau arti.
4. Ekspresi: perubahan atau pandangan air muka (raut wajah) untuk memperlihatkan perasaan tertentu.
5. Gestur: gerak anggota tubuh (tangan, kaki, kepala, dan sebagainya) untuk memperkuat kesan tertentu atau untuk mengungkapkan perasaan.
6. Penghayatan: cara memahami atau memaknai sebuah puisi.
Di samping hal-hal tersebut, pembacaan puisi hendaknya didahului kegiatan memberi tanda bantu pada puisi sehingga pembacaannya tidak keliru atau menyimpang dari rencana. Tanda-tanda yang lazim digunakan dan bisa dikreasi sendiri, antara lain:
/ = Perhentian sejenak di antara kata atau frasa tanpa menarik napas.
// = Perhentian sesaat untuk mengambil napas (menandai koma atau titik).
/// = Perhentian relatif lebih lama untuk mengambil napas beberapa kali.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Ketika Mendeklamasikan Puisi
Pembacaan puisi dapat dikatakan berhasil apabila pendengar terhanyut dalam suasana pembacaan. Untuk mencapai tujuan itu, pembaca hendaknya berlatih dan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
a. Tahap pertama, pembaca hapan secara jelas, misalnyarus mempelajari dan memahami puisi yang akan dibaca.
b. Tahap kedua, pembaca memahami pemenggalan (jeda) baik pada kata, frasa, atau kalimat.
c. Tahap ketiga, pembaca memahami siapa yang menjadi yang menjadi pendengarnya.
d. Tahap keempat, pembaca harus senang terhadap puisi yang akan dibaca.
Di samping tahapan-tahapan diatas, perlu juga memperhatikan pelafalan atau pengucapan secara jelas, misalnya:
a. Fonem diucapkan secara jelas, misalnya huruf a dengan mulut terbuka lebar.
b. Pemberian tekanan atau aksentuasi
c. Penekanan terhadap intonasi (nada naik, turun atau datar) secara tepat.
Macam-Macam Ekpresi Dalam Puisi
Ekspresi dalam membaca puisi ada dua macam, ekspresi wajah dan ekspresi gerak. Setiap bentuk dan gaya baca puisi selalu menuntut adanya ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, dan gerakan badan. Keempat ekspresi dan gerakan tersebut harus memperhatikan:
1. Jenis acara: pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance-art, dll,
2. Pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan, dll,
3. Pemahaman puisi yang utuh,
4. Pemilihan bentuk dan gaya baca puisi,
5. Tempat acara: indoor atau outdoor,
6. Pendengan atau audience
7. Kualitas komunikasi,
8. Totalitas performansi: penghayatan, ekspresi,
9. Kualitas vokal,
10. Kesesuaian gerak, dan
11. Jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, harus memperhatikan pemilihan kostum yang tepat, penggunaan properti yang efektif dan efisien, setting yang sesuai dan mendukung tema puisi, dan musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi.