Viral Penemuan Labi-Labi Raksasa di Hutan, Pemindahannya Harus Pakai Alat Berat

"Seekor Labi-labi raksaa ditemukan di dalam hutan"

Seekor Labi-labi ditemukan di hutan. Labi-labi ini bisa dikata berukuran raksasa sehingga proses evakuasi hewan bercangkang lunak ini harus memakai alat berat.

Labi-labi atau bulus merupakan salah satu jenis kura-kura bercangkang lunak atau penyu air tawar cangkang lunak. Secara umum kura-kura air tawar yang memiliki bentuk tubuh oval atau agak bulat, pipih tanpa sisik. Umumnya, warna cangkang atau karapas labi-labi beragam dari berwarna hitam sampai abu-abu tergantung spesies.

TamanPendidikan.com

https://www.instagram.com/gofishingindonesia/

Video penemuan labi-labi di hutan ini diunggah oleh akun @gofishingindonesia di Instagram. Nampak di video, Labi-labi diangkat dengan alat berat. Labi-labi ini dievakuasi ke dalam bak mobil pick up.

"Penemuan labi labi monster," tulis @gofishingindonesia di narasi unggahannya.

Saking besarnya, nampak labi-labi memenuhi lebar bak mobil pick up. Labi-labi ini dimungkinkan berukuran puluhan kilo.

Mengutip informasi di laman Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, labi-labi tidak memiliki gigi, dan rahang tertutup oleh paruh tajam. Hidung labi-labi memanjang berbentuk tabuk seperti belalai. Lidah labi-labi tebal, pendek, lebar dan melekat di dasar mulut.

TamanPendidikan.com

https://www.instagram.com/gofishingindonesia/

Labi-labi jantan memiliki ciri ekor yang panjang, tebal dan terdapat lubang kecil di dekat anus. Sebaliknya, ekor betina lebih pendek.

Labi-labi bukan merupakan hewan yang sepenuhnya hidup di air, kadang ia ditemukan diatas bebatuan untuk berjemur. Kebiasaan berjemur tersebut merupakan salah satu kebutuhan hidup untuk membersihkan diri dari lumut, jamur maupun parasit yang menempel pada permukaan tubuhnya. Apabila tidak berjemur, maka bulus akan mudah terserang penyakit. 

Labi-labi bersifat soliter dan mempunyai pola makan omnivora dan scavenger. Labi-labi merupakan hewan yang aktif mencari makan baik pada siang maupun malam hari, dengan frekuensi lebih sering aktif malam hari. Kini, spesies tersebut sedang menghadapi resiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network