Hilangnya kapal selam TNI-AL KRI Nanggala-402 di perairan utara Laut Bali pada Rabu (21/4) sekitar pukul 03.45 WIB masih menyisakan tanda tanya. Hingga kini belum diketahui keberadaan kapal selam yang membawa 53 awak tersebut.
Kabar sedih pun menyelimuti keluarga para awak kapal. Salah satunya Serda Ede Pandu Yudha Kusuma. Serda Ede diketahui baru dua bulan lalu melangsungkan pernikahan dengan istrinya Mega Dian Pratiwi (23).
Yayak Dwi Ernawati (46), mertua dari Serda Pandu, saat ditemui di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis malam menceritakan Serda Pandu belum genap dua bulan menikahi putrinya, Mega Dian Pratiwi. "Setelah menikah, sekitar tiga hari kemudian langsung berangkat ke Surabaya, dan pada hari Senin (18/4) menghubungi kami menyampaikan akan mengikuti latihan militer," kata Yayak seperti dikutip dari situs Antaranews.com.
Yayak masih meyakini bahwa menantunya Serda Pandu akan kembali dan pulang dengan selamat. "Saya sangat yakin Pandu akan kembali dengan selamat," kata Yayak, saat ditemui di rumahnya di Dusun Krajan, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Ia mengaku mendapatkan informasi mengenai hilangnya kontak kapal selam Nanggala-402 yang di dalamnya juga ada Serda Pandu, setelah berbuka puasa pada Rabu (21/4). Yayak mengaku memperoleh informasi hilangnya kontak Nanggala-402 dari teman-temannya. "Memang sampai sekarang kami belum dapat informasi secara utuh dari Lanal Banyuwangi, rencananya malam ini atau besok kami ke sana (Lanal)," tuturnya.
Tak cuma keluarga Serda Ede, Seorang Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Berda Asmara juga sedang menanti kabar. Berda Asmara mengungkapkan suaminya Serda Mes Guntur Ari Prasetya menjadi juru diesel di KRI Nanggala-402.
Berda saat dihubungi di Surabaya, Kamis, menceritakan terakhir kali bertemu suaminya pada Senin (19/4) atau sebelum Serda Mes Guntur Ari Prasetya bertugas. "Seperti biasa saya diantarkan ke rumah orang tua terlebih dahulu dan pamitan mau berangkat layar, hanya bilang doain selamat dik," ucap Berda sambil berbicara terbata.
Berda mengungkapkan sebelum berangkat, suaminya sudah berada di rumah selama lima hari karena baru selesai berlayar. Tidak ada firasat atau kegiatan berbeda yang dilakukan Serda Mes Guntur Ari Prasetya sebelum kembali bertugas.
"Setiap pulang suami selalu menanyakan kabar saya dan anak selama ditinggal, bercanda gurau," katanya.
Iapun tak dapat menahan tangisnya saat mengingat sosok suaminya yang sangat perhatian dan penyayang. Selama tidak berlayar, suaminya selalu memanfaatkan waktu maksimal dengan keluarga.
"Suami saat awal bekerja dahulu sudah memberi tahu saya tentang risiko kerjanya. Nunjukin video kapal selam Rusia yang hilang. Jadi mau tidak mau, siap tidak siap ya harus siap," tuturnya.
Berda mengungkapkan mengenal suaminya sejak lulus SMA, kemudian mereka menikah setelah dia menempuh dua semester kuliah. "Sampai sekarang usia pernikahan kami sudah 13 tahun empat bulan. Dan sudah punya satu anak perempuan, usia 8 tahun," tuturnya.
Berda mengungkapkan dirinya baru mengetahui kapal selam hilang kontak saat usai berbuka, Rabu petang (21/4) melalui grup ibu-ibu KRI Nanggala-402. Menurutnya saat berlayar memang tidak bisa dikontak sampai tiga atau empat hari setelah sandar.
"Ternyata hilang kontak kapalnya, dan saya lihat di Google memang ada berita hilang kontaknya," katanya sambil kembali menangis.
Hingga saat ini Berda mengaku masih menunggu kabar KRI Nanggala-402 melalui grup para istri, namun belum ada kabar apapun. Dia mengungkapkan, hari ini kampusnya, Unusa juga menggelar doa bersama secara daring untuk suaminya.
"Nunggu kabar resmi juga, mohon doanya supaya segera ada kabar," katanya.
Kapal selam KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak sejak Rabu (21/4) pagi di perairan utara Laut Bali. TNI telah mengerahkan lima KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuatan yang lebih dari 400 personel dalam proses pencarian.