5 Strategi Pembelajaran Holistik dari Mendikbud untuk menciptakan SDM Unggul

"Strategi Pembelajaran Holistik"

Menciptakan SDM Unggul merupakan salah satu pogram utama yang akan dikerjakan oleh Presiden Joko Widodo dan wakilnya Ma’ruf Amin. Program ini akan dikerjakan selama lima tahun dimasa kepemimpinannya. Program utama Jokowi ini menjadi tema pada perayaan ulang tahun Indonesia yang ke-74, yaitu Menciptakan SDM Unggul Indonesia Maju.

Bentuk pembangunan SDM Unggul ini berupa membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengundang talent-talent global untuk bekerja sama dengan pemerintah.

Program ini didukung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Nadiem menyiapkan lima strategi untuk menjalankan pembelajaran holistik demi menciptakan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul.

Indikator yang digunakan untuk mengembangkan sumber daya manusia unggul adalah peningkatan nilai Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia. PISA  adalah studi internasional tentang penilaian prestasi literasi membaca, matematika, dan sains peserta didik berusia 15 tahun, yang  dikoordinasikan oleh OECD  (Organisation for Economic Cooperation and Development) yang berkedudukan di Paris, Perancis.

Dikutip Taman Pendidikan dari laman resmi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut lima strategi yang akan dilakukan Mendikbud untuk meningkatkan nilai PISA Indonesia.

1. Transformasi kepemimpinan sekolah
Strategi ini dilakukan dengan memilih generasi baru kepala sekolah dari guru-guru terbaik. Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengembangkan marketplace bantuan operasional sekolah (BOS) online.

2. Transformasi pendidikan dan pelatihan guru.
Nantinya Kemendikbud akan melaksanakan transformasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk menghasilkan generasi guru baru. Kemendikbud juga akan mendorong munculnya kurang lebih 10.000 sekolah penggerak yang akan menjadi pusat pelatihan guru dan katalis bagi transformasi sekolah-sekolah lain.

3. Mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa
Strategi ini akan dilakukan dengan cara menyederhanakan kurikulum sehingga lebih fleksibel dan berorientasi pada kompetensi. Selain itu, akan dilakukan personalisasi dan segmentasi pembelajaran berdasarkan asesmen berkala.

4. Standar penilaian global
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) akan digunakan untuk mengukur kinerja sekolah berdasarkan literasi dan numerasi siswa, dua kompetensi inti yang menjadi fokus tes internasional seperti PISA, Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), dan Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS).

Nadiem menegaskan bahwa survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar juga akan digunakan untuk mengukur aspek-aspek non-kognitif untuk mendapatkan gambaran mutu pendidikan secara holistik.

5. Kemitraan daerah dan masyarakat sipil
Kemitraan dengan Pemerintah Daerah dilakukan melalui indikator kinerja untuk Dinas Pendidikan. Kemendikbud juga akan mendorong ratusan Organisasi Penggerak untuk mendampingi guru-guru di Sekolah.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network