Mengapa Warga Desak Penutupan PLTU Suralaya Segera Dilaksanakan?

"Masyarakat sekitar PLTU Suralaya mendesak pemerintah untuk segera menutup pembangkit listrik demi kesehatan dan lingkungan."

Daftar Isi

Latar Belakang

Jakarta - Edi Suriana, seorang warga dari Kelurahan Suralaya di Cilegon, Banten, menyampaikan keprihatinannya mengenai rencana penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya. Ia merasa pemerintah belum menunjukkan keseriusan dalam mengeksekusi rencana tersebut, yang seharusnya dapat mengurangi masalah polusi udara di Jakarta.

Tuntutan Warga

Warga sekitar PLTU Suralaya menuntut agar penutupan segera dilaksanakan. Mereka beralasan bahwa jika pembangkit ini sudah tidak layak beroperasi, maka tidak ada alasan untuk terus memproduksi energi dari sumber yang merugikan kesehatan dan lingkungan.

Dampak Lingkungan dan Kesehatan

PLTU Suralaya, yang beroperasi sejak 1984, telah mengalami berbagai protes terkait dampak negatif yang ditimbulkannya, terutama polusi dari pembakaran batu bara. Edi menegaskan bahwa selama ini, operasional PLTU tidak banyak memberikan manfaat bagi warga sekitar, terutama dalam hal kesempatan kerja. Ia mencatat bahwa kurang dari 1 persen dari total karyawan di PT PLN Indonesia Power berasal dari warga Suralaya.

Komitmen Pemerintah

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, telah menyatakan akan mengkaji kemungkinan penutupan PLTU Suralaya. Namun, hingga saat ini, belum ada rincian mengenai unit mana yang akan ditutup. Warga berharap agar keputusan ini segera diambil demi kesehatan dan kesejahteraan bersama.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network