Gedung sekolah dasar (SD) yang rubuh terdampak gempa ini dibangun kembali dalam tempo singkat. Bahan pembangunan gedung pun inovatif yakni dari limbah plastik.
Pembangunan gedung SD tersebut hanya membutuhkan waktu 5 jam. Padahal, jika menggunakan bahan material pada umumnya pembangunan kembali bisa berbulan-bulan.
Pembangunan SD yang hanya dalam waktu 5 jam ini diunggah oleh akun @faktanyagoogle di Instagram. Gedung sekolah yang dibangunan dengan limbah plastik ini yakni SDN 4 Tamansari yang berada di Dusun Medas Bentaur, Desa Tamansari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Gedung sekolah ini menjadi yang pertama di Indonesia yang dibangun menggunakan bata dari limbah plastik.
Diinformasikan oleh @faktanyagoogle bahwa pada tahun 2018 lalu, bangunan SD ini alami rubuh karena gempa bumi. Diinisiasi oleh organisasi @classroomofhope, pembangunan ulang SDN 4 Tamansari ini menggunakan bahan baku utama plastik daur ulang (ecobrick). Bahan daur ulang ini diimpor langsung dari negara Finlandia.
"Pemasangan Bata ecobrikpun terbilang unik dengan cara dirakit seperti lego dan hanya membutuhkan waktu 5 jam untuk membangun seluruh gedung sekolah. Ecobrick diklaim ramah lingkungan dan tahan gempa," tulis @faktanyagoogle di narasi unggahannya.
Terekam di video, sejumlah tukang melakukan pembangunan dengan batu bata daur limbah plastik. Pembangunan gedung ini nampak diawasi oleh sejumlah orang. Terlihat bangunan ini berdiri dengan kokoh.
Video pembangunan SD dengan bahan limbah plastik ini mendapat apreasiasi dan beragam komentar dari warganet.
"Menurut pemahaman saya sebagai arsitek. Dengan konsern di bangunan tahan gempa. Dan juga orang NTB. Material bangunan seperti ini adalah masa depan. Bicara tentang klasifikasi gedung tahan gempa. Maka kita bicara elemen struktur Ecobrick (bata) sendiri bukan elemen struktural dari sebuah gedung. Dinding (bata Ecobrick) termasuk kedalam unsur non struktural. Jadi apakah bangunan ini tahan gempa? Tergantung strukturnya apa. plastik sendiri memiliki daktilitas cukup kuat untuk merespon gaya vertikal gempa. Apalagi sekala kecil. Long story short. Bangunan ini better than beton bertulang. Yang mayoritas rusak total saat terjadi gempa diatas 7 Sr. karena sifatnya yang kaku dan tidak memiliki daktilitas yang cukup. Merujuk dari sifat bangunan tahan gempa yaitu harus ringan. Dan memiliki daktilitas yang cukup tinggi. Adapun material struktural yang baik untuk konsep tahan gempa adalah kayu atau baja. Tidak di sarankan untuk menggunakan beton bertulang. Sekian," komentar @anggapalaguna_24.
"Lah ngimpor toh kirain kreasi lokal," sindir @dimsalharis_.