Siswa Ini Rela Duduk di Bawah Panas Terik Matahari Demi Mengikuti Ujian Online

"Siswa Rela Duduk di Bawah Panas Terik Matahari Demi Ujian Online"

Pandemi corona Covid-19 memberikan pengaruh besar pada sistem pendidikan di dunia, khusunya pada proses pembelajaran.

Sudah dua bulan lebih sekolah ditutup dan pembelajaran dilakukan secara online dari rumah. Hal ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran corona Covid-19.

Pembelajaran online atau daring tidak menjadi masalah bagi siswa yang memiliki perekonomian di atas rata-rata dan lokasinya dijangkau oleh jaringan internet, namun sangat menjadi kendala bagi siswa yang memiliki perekonomian di bawah rata-rata.

Banyak orangtua mengeluh karena tidak bisa memfasilitasi anaknya untuk melakukan pembelajaran online. Selain itu, pembelajaran online juga menjadi kendala bagi siswa yang tinggal di daerah pedalaman yang tidak dijangkau oleh jaringan internet.

Dikutip Taman Pendidikan dari Word of Buzz, pada Jumat (5/6/2020), seorang siswa berusia 13 tahun bernama Heliyana terpaksa keluar dari rumah untuk mencari jaringan internet yang konsisten supaya pembelajaran onlinenya dapat berjalan dengan lancar.
TamanPendidikan.com

Foto: Faceboook SMK Tinggi Sarikei

Siswa ini duduk di bawah terik matahari dengan bermodalkan smartphone dan kertas dipangkuannya. Usut punya usut, ternyata siswa tersebut sedang menjalankan ujian secara online.

Namun, ternyata Heliyana bukan satu-satunya siswa yang menghadapi masalah ini di SMK Tinggi Sarikei. Lebih dari 20 dari 850 siswa sekolah menghadapi kesulitan mencoba mengadopsi norma baru e-learning, karena koneksi internet tidak mendukung.
TamanPendidikan.com

Foto: Faceboook SMK Tinggi Sarikei

Faktanya, seorang siswa bahkan tidak memiliki smartphone dan hanya memiliki telepon dasar yang dapat menerima pesan melalui SMS. Guru terpaksa mengantarkan kertas ujian kepada siswanya, kemudian jawaban dari ujiannya dikirim melalui SMS ke guru yang bersangkutan.
TamanPendidikan.com

Foto: Faceboook SMK Tinggi Sarikei

Menurut kepala sekolah, e-learning tidak mudah diimplementasikan di daerah pedesaan seperti mereka.

“Beberapa anak dari keluarga miskin tidak memiliki ponsel, sehingga mereka harus menggunakan ponsel orangtua mereka untuk belajar. Terkadang orang tua tidak meninggalkan ponselnya di rumah. Mereka hanya bisa mempelajari pekerjaan rumah mereka di sore atau malam hari,” ungkap kepala sekolah yang dikutip Taman Pendidikan dari World of Buzz, pada Jumat (5/6/2020).

Melihat siswanya yang rajin dan pekerja keras, para guru di sekolah tersebut bersedia bekerja ekstra untuk memastikan siswanya tetap memperoleh pendidikan di masa pandemi ini.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network