Fakta Red Spitting Kobra, Semburannya Mencapai 2 Meter

"Ngeri banget kan guyss.."

Edukasi | 10 February 2023, 03:25
Fakta Red Spitting Kobra, Semburannya Mencapai 2 Meter

TamanPendidikan.com - Red Spitting Kobra (Kobra penyembur merah) adalah spesies kobra penyembur berukuran sedang yang berasal dari Afrika. Ular yang menarik ini biasanya berwarna merah salmon cerah, kontras dengan tenggorokkannya yang lebar dan berwarna hitam.

Namun, warna ular Red Spitting Kobra biasanya bervariasi tergantung lingkungan hidup mereka di Afrika. Misalnya, individu dari Kenya selatan dan Tanzania utara memiliki warna oranye-merah, dengan pita tenggorokan lebar, biru tua, atau hitam.

Beberapa spesimen mungkin memiliki dua atau tiga pita tenggorokan, tetapi ini jarang terjadi pada spesimen dari Afrika Timur. Sisi perut juga berwarna kemerahan, terkadang area tenggorokan berwarna putih krem.

Kobra penyembur merah dari daerah lain bisa berwarna kuning, merah muda, merah muda abu-abu, merah pucat, atau abu-abu baja.

Kobra ini lebih suka hidup di sabana kering dan daerah semigurun di Afrika Timur dan biasanya ditemukan di dekat kubangan air.

Fakta Unik Red Spitting Kobra
TamanPendidikan.com

Pixabay

Red Spitting Kobra adalah ular terestrial, cepat, dan waspada. Kobra dewasa lebih aktif di malam hari, sedangkan remaja lebih di siang hari. Pada siang hari Kobra dewasa suka bersembunyi di gundukan rayap, batang kayu tua, lubang, tumpukan sikat, atau penutup tanah lainnya.

Saat terancam, kobra penyembur merah akan muncul dan menampilkan tudungnya yang khas. Mereka mungkin juga mendesis keras. Jika musuh tidak juga mundur, kobra dapat menyemprotkan racun ke wajahnya. Bahkan, semburannya bisa mencapai jarak 2 meter.

Racun di mata dapat menyebabkan rasa sakit yang membakar dan kebutaan. Meski begitu, ular ini jarang menimbulkan korban jiwa pada manusia.

Racun spesies ini, seperti kebanyakan kobra penyembur, mengandung campuran neurotoksin dan sitotoksin. 

Gejala gigitan termasuk nyeri ringan di sekitar luka dan mati rasa pada bibir, jari, dan lidah. Meski jarang menyebabkan kematian manusia, korban yang selamat biasanya cacat.


Baca Berita yang lain di Google News


Story

Artikel Pilihan

Artikel Terpopuler


Daun Media Network