Ular King Kobra atau dalam bahasa ilmiahnya disebut Ophiophagus hannah adalah jenis ular berbisa terpanjang di dunia.
Ular ini juga mempunya bisa yang sangat mematikan dan mempunyai sifat yang sangat agresif, habitat yang paling disukai yaitu didaerah dataran rendah, rawa-rawa, semak belukar, hutan pegunungan, lahan pertanian, perkebunan, persawahan dan di lingkungan pemukiman.
Ular jenis ini mempunyai kebiasaan bersembunyi dibawah lindungan semak-semak yang sangat padat, ular ini juga memangsa jeni ular berbisa lainnya dan memakan daging tikus mati.
Jenis bisa yang dimiliki oleh ular ini yaitu neurotoxin, jenis bisa yang dapat menyerang pada sistem persyarafan pernafasan sehingga orang/organisme tidak dapat mengambil oksigen.
Ketika digigit ular King Kobra, dibutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, salah satunya adalah memberi anti racunnya. Masalahnya, anti venom tersebut belum ada di Indonesia.
Antivenom raja kobra hanya diproduksi oleh tiga negara, yaitu India, Thailand, dan Afrika Selatan. Di India, Central Research Institute di Kasauli, Himachal Pradesh dan Haffkine Institute di Mumbai adalah produsen utama antivenom King kobra.
Sementara di Thailand, Organisasi Farmasi Pemerintah adalah produsen utama antivenom untuk pengobatan gigitan ular, termasuk untuk raja kobra. Di Afrika Selatan, Produsen Vaksin Afrika Selatan (SAVP) memproduksi antivenom untuk ular berbisa, termasuk King Kobra.
Perlu diperhatikan bahwa produksi antivenom dapat bervariasi menurut wilayah dan ketersediaan, jadi penting untuk mencari perawatan medis yang tepat jika terjadi gigitan ular.
Cara Kerja Anti Venom King Kobra
Antivenom king cobra bekerja dengan menetralkan efek racun dari racun dari gigitan king cobra. Racun raja kobra mengandung berbagai senyawa beracun, termasuk enzim, polipeptida, dan zat lain yang dapat membahayakan tubuh.
Antivenom diproduksi dengan mengimunisasi hewan, seperti kuda atau domba, dengan racun dalam jumlah kecil. Hal ini menyebabkan hewan menghasilkan antibodi terhadap bisa, yang kemudian dapat dipanen dan dimurnikan untuk digunakan sebagai anti bisa.
Ketika seseorang digigit oleh king kobra, antivenom diberikan secara intravena untuk membantu menetralkan efek racun dari racun tersebut. Antivenom bekerja dengan mengikat racun dalam aliran darah.