Presipitasi dapat didefinisikan sebagai proses jatuhnya segala materi yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk cair (hujan) maupun padat (salju).
Kemudian hujan yang turun ke permukaan bumi mengenai tanah, danau, suang, laut, hutan, perkebunan dan sebagainya.
Ketika hujan yang turun dan langsung mengenai permukaan air sungai disebut intersepsi saluran (channel interception).
Air hujan mengandung unsur oksigen, nitrogen dan karbon dioksida. Air hujan yang meresap ke dalam tanah disebut perkolasi.
Lebih lanjut, mari simak penjelasan tentang proses, contoh, serta faktor yang mempengaruhi terjadinya presipitasi berikut ini.
Presipitasi Menurut Para Ahli
Sigit Ari Wibowo
Presipitasi yaitu suatu kejadian jatuhnya air dari atmosfer mengarah ke permukaan bumi. Bentuk dari zat cair yang turun dapat berupa bentuk embun, salju, kabut dan hujan.
Triatmodjo
Presipitasi yaitu suatu turunan air dari atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi yang bisa terdiri atas embun, salju, hujan es dan hujan. Dalam daerah tropis presipitasi sangat penting, hujan memberikan peran atau fungsi yang besar. Hal tersebut dapat terlihat dimana biasanya hujanlah yang dianggap presipitasi.
Chay Asdak
Presipitasi yaitu suatu curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan juga laut serta mempunyai bentuk yang berbeda, yaitu seperti curah hujan di daerah tropis dan curah hujan serta salju untuk di daerah beriklim sedang.
Ersin Seyhan
Presipitasi menurut Ersin Seyhan adalah presipitasi bagaimana bentuknya, seringkali dinyatakan sebagai kedalam (jeluk) cairan yang berakumulasi di atas permukaan bumi bila seandainya tidak terdapat kehilangan.
Sosrodarsono
Presipitasi yaitu sebuah nama umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam bentuk rangkaian proses siklus hidrologi.
Proses Terjadinya Presipitasi
Pada dasarnya, presipitasi dimulai saat awan mencair akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses presipitasi, hujan akan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi.
Ketika suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga mencapai nol derajat Celcius, proses presipitasi berpotensi menghasilkan salju.
Awan yang mengandung banyak air akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis, seperti pada daerah iklim sub tropis.
Namun, proses terjadinya presipitasi juga dijelaskan dalam dua teori, yaitu proses presipitasi Koalisi-Koalesensi dan Bergeron.
Pada proses kolisi-koalesensi, tahap pertama adalah pembentukan titik-titik air melalui inti kondensasi. Ada beberapa titik air yang lebih besar dari yang lain karena tabrakan antara beberapa titik-titik air atau inti kondensasi yang dimiliki lebih kuat.
Titik-titik air yang besar ini bertabrakan (kolisi) dan bergabung dengan titik-titik air yang lebih kecil, sehingga membentuk tetes hujan. Pembentukan tetes hujan dipengaruhi oleh muatan listrik pada awan, titik-titik air, arus naik pada awan, ketebalan awan, dan jangkauan ukuran titik-titik air.
Sementara itu, Pada proses Bergeron, tahap pertama adalah pembentukan titik-titik air di dasar awan melalui proses koalisi-koalesensi. Titik-titik air sebagian ada yang terdorong arus naik ek atas awan, kemudian titik-titik air ini mendingin.
Titik-titik air ada yang sebagian berubah menjadi kristal es dengan bantuan partikel-partikel yang disebut inti es. Tekanan uap jenuh kristal es lebih kecil dari tekanan uap jenuh titik-titik air.
Jadi, akibatnya adalah titik-titik air menguap dan terdeposisi pada kristal-kristal es. Kristal es akan membesar, bertabrakan, dan berkumpul sehingga membentuk salju.
Presipitasi dari awan nimbostratus atau stratus biasanya terbentuk melalui proses Bergeron. Presipitasi yang turun dari awan cumulonimbus biasanya terbentuk dari campuran sebagian proses Bergeron dan koalisi-koalesensi.
Contoh Presipitasi
Simak contoh-contoh presipitasi yang biasa kita jumpai berikut ini:
1. Hujan
Hujan adalah cairan dalam bentuk tetesan yang telah mengalami kondensasi dari uap air atmosfer, kemudian menjadi cukup berat untuk jatuh karena gravitasi.
2. Salju
Salju adalah presipitasi dalam bentuk kristal es. Salju berasal dari awan yang mencapai suhu di bawah titik beku (0 derajat Celcius, atau 32 derajat Fahrenheit).
3. Hujan Es
Hujan es adalah suatu benjolan es yang tidak teratur yang jatuh dai badai basar. Hujan es ini merupakan presipitasi yang murni.
4. Virga
Vigra (gerimis es yang mencair, berasal dari awan rendah) adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan.
5. Hujan Beku
Hujan beku adalah hujan yang dapat terjadi apabila air turun selama dibawah kondisi atau suhu beku.
Faktor Yang Mempengaruhi Presipitasi
Presipitasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Suhu nisbi tanah.
2. Posisi dan ukuran suatu daratan.
3. Garis lintang.
4. Ketinggian lokasi.
5. Jarak dari sumber air.
6. Hubungannya dengan rintangan pegunungan.
7. Arah angin.