Pengertian gaya hidup konsumtif adalah suatu tindakan menggunakan suatu produk secara tidak tuntas. Artinya belum habis suatu produk dipakai, seseorang telah menggunakan produk lain dengan fungsi yang sama.
Hal ini tentunya akan menghabiskan pengeluaran individu lebih banyak. Gaya hidup adalah suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan. Perilaku konsumtif juga dapat ditunjukkan dalam penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya.
Perilaku konsumtif juga menggambarkan adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.
Perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi sesuatu tanpa batas.
Di mana, seseorang lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan serta ditandai oleh adanya kehidupan mewah 7 dan berlebihan, penggunaan segala hal yang paling mewah yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik.
Indikator Gaya Hidup Konsumtif
Menurut Sumartono (2002), mengungkapkan bahwa secara operasional indikator perilaku konsumtif yaitu:
1. Membeli produk karena iming-iming hadiah. Hal ini memberikan pemikiran pada konsumen bahwa hanya dengan membayar satu produk, konsumen akan mendapatkan produk lebih.
2. Membeli produk karena kemasannya menarik. Artinya motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus dengan rapi dan menarik.
3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. Mahasiswa membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri agar terlihat menarik.
4. Membeli produk atas pertimbangan harga mahal dianggap prestige. Orang cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah, karena akan merasa lebih percaya diri dan dihargai kalau barang yang digunakan adalah produk mahal.
5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. Hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi.
6. Membeli produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan. Mahasiswa cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakan dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dipakai tokoh idolanya.
7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang positif. Hurlock (1999) juga menambahkan bahwa dengan membeli produk yang mereka anggap dapat mempercantik penampilan fisik, mereka akan menjadi lebih percaya diri.
8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Hal ini dilakukan karena mahasiswa cenderung ingin melihat perbedaan antara khasiat produk yang satu dengan yang lainnya.
Alasan Remaja Berperilaku Konsumtif
Menurut Sumartono (2002 :119) ada beberapa alasan mengapa remaja mudah sekali untuk berperilaku konsumtif, diantaranya adalah karena :
1. Secara psikologis seseorang yang masih remaja berada dalam proses mencari jati diri dan sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar.
2. Pendapat Jatman yang mengemukakan bahwa remaja merupakan kelompok sasaran yang potensial untuk memasarkan produk-produk industri, sebab remaja memiliki pola yang konsumtif dalam berpakaian, berdandan dan gaya potong rambut.
3. Ciri-ciri orang atau remaja yang bila kita pahami secara seksama sangatlah memungkinkan atau kondusif munculnya perilaku konsumtif.
Dampak Memiliki Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup konsumtif ini banyak memberikan dampak yang buruk bagi pelakunya. Berikut beberapa dampak negatifnya;
• Lapar mata, yang mana setiap menemukan barang yang sekiranya lucu dan menarik akan langsung dibeli tanpa pertimbangan yang matang.
• Mudah terbujuk dengan rayuan atau omongan orang lain.
• Terjerat hutang yang dikarenakan memiliki banyak keinginan namun pendapatan yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan pengeluaran.
• Tidak memiliki tabungan yang disebabkan sebagian besar uangnya digunakan untuk berbelanja.
Cara Menghindar dari Gaya Hidup Konsumtif
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghindari gaya hidup produktif, diantaranya;
1. Membuat Skala Prioritas
Dalam hal ini kamu harus memprioritaskan apa yang telah kamu tentukan. Apabila muncul sebuah keinginan di luar kebutuhan, maka kamu sebisa mungkin berpikir panjang apakah barang tersebut benar benar dibutuhkan atau tidak.
2. Menyiapkan Tabungan Atau Investasi Untuk Masa Depan
Dengan mempersiapkan tabungan atau investasi ini akan dapat mempersiapkan kemungkinan yang terjadi kedepannya. Menabung tidak harus dilakukan dalam jumlah yang begitu besar, tetapi dapat sedikit demi sedikit asalkan dapat dilakukan secara konsisten.
3. Menghindari Cuci Mata Online Maupun Offline
Godaan dari belanja online ini jauh lebih besar karena usaha untuk berbelanja tidak banyak berbeda dengan saat berbelanja saat offline. Yang awalnya hanya cuci mata saja bisa berakhir dengan checkout barang belanjaan.