Jelaskan Pengertian Akhlak, Berikut Macam dan Bentuk-bentuknya

"Yuk Pahami Lebih Dalam Tentang Akhlak."

Istilah akhlak sudah tidak jarang lagi terdengar di tengah kehidupan masyarakat. Mungkin hampir semua orang sudah mengetahui arti kata akhlak tersebut, karena perkataan akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia.

Akan tetapi agar lebih meyakinkan pembaca sehingga mudah untuk dipahami maka kata akhlak perlu diartikan secara bahasa maupun istilah. Dengan demikian, pemahaman terhadap akhlak akan lebih jelas substansinya.

Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah terlatih.

Sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatanperbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.

Pengertian Akhlak Menurut Para Ahli

1. Imam-al-Ghazali selaku pakar di bidang akhlak yang dikutip oleh Yunahar Ilyas

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatanperbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Jika sifat itu melahirkan perbuatan yang baik menurut akal dan syariat, maka disebut akhlak yang baik, dan bila lahir darinya perbuatan yang buruk, maka disebut akhlak yang buruk.

2. Aminuddin mengutip pendapat Ibnu Maskawah (w. 421 H/ 1030 M)

Akhlak ialah kondisi jiwa yang senantiasa mempengaruhi untuk bertingkah laku tanpa pemikiran dan pertimbangan.

3. Dzakiah Drazat

Akhlak adalah kelakukan yang timbul dari hasil perpaduan antara nurani, pikiran, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.

4. Mahmud Syaltut

Akhlak adalah karakter, moral, kesusilaan dan budi baik yang ada dalam jiwa dan memberikan pengaruh langsung kepada perbuatan. Diperbuatnya mana yang diperbuat dan ditinggalkannya mana yang patut ditinggal.

Jadi akidah dengan seluruh cabangnya tanpa akhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapat dijadikan tempat berlindung kepanasan, untuk berteduh kehujanan dan tidak ada pula buahnya yang dapat dipetik.

Macam-Macam Akhlak

1. Akhlak-Akhlak Tercela (Al-Akhlak Al-Madhmumah)

Menurut Imam Ghazali, akhlak yang tercela ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.

Al-Ghazali menerangkan 4 hal yang mendorong manusia melakukan perbuatan tercela (maksiat), diantaranya :

a) Dunia dan isinya, yaitu berbagai hal yang bersifat material (harta, kedudukan ) yang ingin dimiliki manusia sebagai kebutuhan dalam melangsungkan hidupnya (agar bahagia).

b) Manusia, selain mendatangkan kebaikan, manusia dapat mengakibatkan keburukan, seperti istri, anak. Karena kecintaan kepada mereka, misalnya, dapat melalikan manusia dari kewajibannya terhadap Allah dan terhadap sesama.

c) Setan (iblis). Setan adalah musuh manusia yang paling nyata, ia menggoda manusia melalui batinnya untuk berbuat jahat dan menjauhi Tuhan.

d) Nafsu. Nafsu ada kalanya baik (muthmainah) dan ada kalanya buruk (amanah) , akan tetapi nafsu cenderung mengarah kepada keburukan.

2. Akhlak-Akhlak Terpuji (Al-Akhlak Al-Mahmudah)

Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya “menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya.”

Menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk berbuat baik, di antaranya :

a). Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain.
b). Mengharap pujian, atau karena takut mendapat cela.
c). Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani).
d). Mengharapkan pahala da sorga.
e). Mengharap pujian dan takut azab tuhan.
f). Mengharap keridhoaan Allah semata.

Bentuk–Bentuk Akhlak

1. Akhlak terhadap Allah (Khalik)

Ada beberapa bentuk akhlah terhapad Allah Swt, antara lain adalah:

• Mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapa pun juga dengan mempergunakan firman Nya dalam al-Qur‟an sebagai pedoman hidup dan menjauhi segala larangan-Nya;

• Mengharapkan dan berusaha memperoleh keridaan Allah;

• Mensyukuri nikmat dan karunia Allah;

• Menerima dengan ikhlas semua kada dan kadar iilahi setelah berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas tertinggi);

• Memohon ampun hanya kepada Allah. Taubat yang paling tiggi adalah taubat nasuha, yaitu taubat benar-benar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan sama yang dilarang Allah, dan dengan tertib melasanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya;

• Tawakkal (berserah diri) kepada Allah.

2. Akhlak Kepada Sesama Manusia

Dalam konteks ini, akhlak kepada sesama manusia terdiri atas berbagai hal, berikut penjelasan selengkapnya.

• Akhlak Kepada Rasulullah SAW

Akhlak kepada Rasulullah, seperti mencintai Rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.

• Akhlak Kepada Diri Sendiri

Seperti sabar, adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.

Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika, ditimpa musibah diri Allah; syukur, adalah sikap benerima kasih atas peberian nikmat Allah yang tidal, bisa terhitung banyaknya; tawadhu', adalah rendah hati, selalu menghargai siapa raja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin.

Sikap tawadhu' lahir dari kesadaran akan hakikat dirinya sebagai manusia yang lemah dan serba terbatas yang tidak layak untuk bersikap sombong dan angkuh di muka bumi.

• Akhlak Kepada Keluarga dan Kerabat

Akhlak kepada kedua orang tua, anak, suami, istri, sanak saudara, kerabat yang berbeda agama keluarga, karib kerabat dan lain. lain; seperti saling mcrubriaa rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.

Artinya saling menunaikan kawajiban untuk memperoleh hak, bakti kepada ibu-bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang, dan memelihara hubungan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal.

• Akhlak Kepada Tetangga dan Masyarakat

Akhlak kepada tetangga, seperti saling mengunjungi, saling membantu di waktu senggang, lebih-lebih di waktu susah, saling memberi saling menghormati dan saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.

Akhlak kepada masyarakat, seperti memuliakan tamu, menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan takwa, menganjurkan anggota masyarakat, termasuk diri sendiri, untuk berbuat baik dan mencegah diri dari melakukan perbuatan dosa.

• Akhlak Kepada Makhluk Selain Manusia (Lingkungan Hidup)

Akhlak kepada bukan manusia (lingkungan hidup), seperti radar dan memelihara, kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan alam, terutama hewani dan nabati, untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya. 


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network