Istiqomah merupakan suatu istilah bahasa Arab yang sering diucapkan oleh masyarakat Indonesia khususnya umat Islam baik sebagai sebuah pesan dari seseorang kepada orang lain maupun diucapkan ketika berdoa kepada Allah SWT.
Dalam kajian ilmu sorof, istiqomah merupakan bentuk isim masdar dari fiil madi istaqoma yang kata dasarnya adalah qama. Jadi istiqomah yang merupakan fiil madi dari term istiqomah yang berjenis fiil tsulasi mazid dan mendapat tambahan tiga huruf (hamzah wasol, sin dan ta).
Term qama merupakan kata dasar dan memiliki arti berdiri tegak lurus. Adapun masdar dari qama adalah iqamah yaitu tanda dimulainya (penegakan shalat berjamaah).
Secara epismetologi istiqomah adalah tegak dihadapan Allah SWT atau tetap pada jalan yang lurus dengan tetap menjalankan kebenaran dan menunaikan janji baik yang berkaitan dengan ucapan.
Perbuatan sikap dan niat atau pendek kata yang dimaksud dengan istiqomah adalah menempuh jalan yang lurus (siratal mustaqin) dengan tidak menyimpang dari ajaran Tuhan.
Seorang yang istiqomah tidak mudah berbelok arah betapapun godaan untuk mengubah tujuan begitu memikatnya, dia tetap pada niat semula.
Ucapan insya Allah yang sering dijadikan hiasan bibir, seharusnya diberikan makna yang lebih menggigit dan lebih membumi. Perilaku istiqomah, konsisten merupakan sikap untuk menunjukkan keyakinan yang berhadapan dengan tantangan.
Bentuk-Bentuk Istiqomah
Dalam bukunya Said bin Ali bin Wahif Al-Qahtani (1994, h. 78) dijelaskan bahwa istiqomah itu meliputi tiga hal, yaitu:
a. Istiqomah Dalam Niat Atau Dalam Hati
Istiqomah dalam dalam niat atau hati ini merupakan bagaimana individu tersebut dapat menjaga niat yang sudah tertanam sejak awal.
Sehingga ketika individu tersebut mengalami suatu goncangan dalam proses ber-istiqomah, maka individu tersebut akan kuat dalam berpegang teguh pada niat yang sudah tertanam dalam hatinya.
b. Istiqomah Dengan Lisan Atau Dengan Ucapan
Istiqomah dengan lisan merupakan salah satu bentuk bagaimana individu tersebut mampu ber-istiqomah secara lisan, sebagaimana contoh yaitu selalu menjaga lisannya dari perkataan yang buruk atau kotor dan lain sebagainya.
c. Istiqomah Dengan Perbuatan Anggota Badan.
Istiqomah ini merupakan bentuk istiqomah secara perilaku, yakni bagaimana individu tersebut dapat melakukan suatu kebaikan untuk mengembangkan dirinya secara istiqomah, seperti contoh ; melakukan sholat wajib berjamaah, membaca Al-qur’an setiap selesai sholat wajib dan lain sebagainya.
Cara-Cara Mewujudkan Istiqomah
Menurut Wahbah Az- Zuhaili dalam tafsir Al-Munir disebutkan tentang hal-hal yang harus diperhatikan jika seorang ingin mewujudkan istiqomah, yaitu:
a. Taat secara terus-menerus
Taat secara terus menerus yaitu selalu mentaati dan disiplin dalam aturan- aturan yang sudah dibuat, baik itu yang dibuat diri sendiri maupun orang lain, dengan tujuan agar dapat mengembangkan diri yang lebih baik.
b. Pengendalian hawa nafsu
Pengendalian hawa nafsu sangat dibutuhkan agar dapat menjalankan istiqomah dengan baik, dengan memiliki kemampuan dalam mengendalikan hawa nafsu, maka individu tersebut tidak mudah goncang dalam menghadapi berbagai godaan dan halangan yang meghampirinya.
c. Kewaspadaan terhadap pelanggaran
Perlunya kewaspadaan dalam berbagai pelanggaran agar hal tersebut tidak dapat menghambat dalam menjalankan istiqomah-nya dengan baik sehingga tujuan awal dapat tercapai.
Tanda-Tanda Sikap Istiqomah
Menurut Al-Faqih Abu Laits sebagaimana dikutip oleh Usman Asy-Syakir Al-Khaubawiyyi (Wahbah Az Zuhaili dalam kitab tafsir Al- Munir, hal. 416).
Tanda keteguhan hati (istiqomah) seseorang ialah apabila ia memelihara sepuluh hal, dengan mewajibkannya atas dirinya sendiri, yaitu:
1. Memelihara lidah dari menggunjing orang lain
2. Menjauhkan diri dari berburuk sangka
3. Menjauhkan diri dari mengolok-olok orang lain
4. Menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan
5. Memelihara kejujuran lidah
6. Menafkahkan harta pada jalan Allah SWT
7. Menghindari sifat boros
8. Tidak ingin diunggulkan atau dibesarkan dirinya
9. Memelihara sholat lima waktu
10. Teguh hati dalam menganut ahli sunnah wal jamaah.
Pentingnya Sikap Istiqomah
Setiap muslim dituntut untuk istiqomah dalam keimanannya dengan benar yaitu konsisten atau teguh hati dalam setiap ucapan, perbuatan, dan tujuan dengan tetap waspada terhadap berbagai macam bentuk rayuan dan godaan iblis atau syetan.
Istiqomah diperlukan pada setiap saat, masa dan keadaan. Istiqomah akan sangat diperlukan ketika terjadi perubahan seperti yang terjadi sekarang ini, Karena biasanya pada saat terjadi perubahan akan banyak muncul godaan.
Istiqomah kemudian dapat diartikan dengan tidak berkompromi dengan hal- hal yang negatif.