Jelaskan Pengertian Tari Tradisional, Berikut Jenis, Ciri-Ciri, Unsur, dan Fungsinya

"Belajar lebih dalam tentang Tari Tradisional."

Tari tradisional adalah sebuah tata cara menari atau menyelenggarakan tarian yang dilakukan oleh sebuah komunitas etnik secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Menurut Hidayat (2005) menari adalah sebuah ungkapan gerak emosional dengan pola gerak tubuh yang ekspresif dan komunikatif.

Menari dapat menyehatkan tubuh, karena menari merupakan salah satu aktivitas fisik yang lebih banyak melakukan gerak dengan kelincahan tubuh, kelenturan tubuh, daya tahan dan power yang akan membakar energi dalam tubuh seperti kita berolahraga.

Jika semua bagian tubuh digerakkan maka lemak yang ada ditubuh kita akan menurun. Tidak hanya itu, jika lemak tubuh berkurang, maka berat badan kita akan menurun, apabila berat badan sudah turun dan berada dititik ideal yang sudah ditentukan dalam rumusan IMT (Indeks Massa Tubuh) yaitu berada dititik 19-23 maka tubuh akan sangat nyaman untuk berakatifitas.

Jenis-Jenis Tari Tradisional

Tari tradisional merupakan jenis tarian yang sudah turun temurun, diwariskan dari zaman nenek moyang. Jenis tari ini sangat mengedepankan nilai filosofis, simbolis, dan religius.

Segala aturan tari ini masih kaku bertumpu pada pedoman leluhur. Di Indonesia, tari tradisional ini dibagi menjadi dua yaitu:

1) Tari Tradisional Klasik
Tari ini dikenal juga sebagai tari keraton karena berkembang dikalangan kerajaan dan kebangsaan. Pertunjukan tari ini cenderung memakai busana mewah dan gerakan yang anggun.

Tarian ini memiliki aturan yang baku dan dipertahankan dari generasi ke generasi. Contoh: Tari Topeng Kelana dari Jabar.

2) Tari Tradisional Kerakyatan
Tari ini berkembang di kalangan rakyat biasa, baik di pedesaan maupun perkotaan. Tari ini sering ditampilkan dengan busana dan iringan musik yang sederhana. Selain itu, tarian ini tidak memiliki aturan baku sehingga bentuk tariannya cenderung bervariasi.

Tari ini biasanya ditampilkan saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contonya adalah tari Lili dari Sumbar.

Ciri-Ciri Tari Tradisional

Setelah memahami pengertian dan jenis-jenis tari tradisional. Berikut ciri-ciri tari tradisional, antara lain:

1.    Diiringi oleh musik tradisional khas daerah setempat.
2.    Diajarkan dan dipelajari secara lisan atau dari mulut ke mulut secara langsung dari generasi lama ke generasi penerusnya.
3.    Mengenakan kostum pakaian tradisional khas daerah setempat.
4.    Memiliki pakem atau aturan gerakan dasar yang wajib diikuti.
5.    Terkadang memiliki syarat khusus berupa waktu, tempat, dan bahkan hanya beberapa orang terpilih saja yang diperbolehkan membawakannya.
6.    Mengandung filosofi yang berasal dari buah pikiran kearifan lokal setempat.
7.    Memiliki fungsi sosial adat seperti untuk untuk kepentingan upacara adat atau kegiatan lokal lainnya.

Unsur-Unsur Tari Tradisional

Seni tari juga mempunyai unsur utama yang bisa memaksimalkan ekspresi seni tari. Beberapa unsur-unsurnya:

a. Wiraga (Raga)
Unsur yang pertama kali harus ada dalam sebuah seni tari tentunya adalah wiraga atau raga. Sebuah tarian harus bisa menampakkan gerakan badan dalam posisi apa pun.

b. Wirama (Irama)
Unsur penting selanjutnya adalah irama. Pasalnya, setiap tarian harus punya irama yang bisa memadukan musik pengiring dengan gerakan badan yang dilakukan oleh seorang penari. Irama ini pun harus mempunyai tempo yang sesuai.

c. Wirasa (Rasa)
Selain raga dan irama, seni tari harus mempunyai unsur rasa. Sebuah tarian harus mampu menyampaikan sebuah perasaan yang ada di dalam jiwa seseorang. Penyampaian perasaan inilah yang disampaikannya lewat sebuah gerakan atau tarian serta pengekspresiannya.

Fungsi Tari

Seni tari memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan, diantaranya:

1. Sarana Bergaul
Seni tari bersifat kolektif, artinya melibatkan beberapa orang. Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri, membutuhkan interaksi dengan individu. Oleh karena itu, seni tari dapat dijadikan salah satu wadah bagi manusia untuk bergaul.

2. Sarana Upacara
Sejak dahulu, tarian sudah dijadikan manusia sebagai sarana upacara, baik untuk upacara keagamaan maupun upacara penting dalam kehidupan manusia.

Tari keagamaan tujuannya untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan biasanya bersifat sakral. Contohnya, tari Kecak di Bali yang digunakan sebagai sarana komunikasi dengan para Dewa dan leluhurnya.

3. Sarana Hiburan
Tari yang dimanfaatkan sebagai sarana hiburan memiliki gerak spontan. Selain itu, jenis tari ini menggunakan tema dan iringan lagu yang sederhana.

Kemudian kostum dan tata panggung juga diupayakan semenarik mungkin. Prinsipnya tarian yang ditempilkan menghibur, tidak menjemukan dan menjenuhkan.

4. Media Pendidikan
Tarian dapat dijadikan media untuk mendidik anak dalam upaya pendewasaan diri melalui pesan dari setiap gerak yang ditampilkan. Selain itu, nilai keindahan dan keluhuran yang ada pada seni dapat mengasah perasaan seseorang untuk bersikap lebih santun dan lembut.

5. Katarsis
Katarsis artinya pembersihan jiwa. Pemanfaatan seni tari sebagai katarsis biasanya dilakukan oleh seniman yang memiliki penghatan mendalam terhadap seni tari.

6. Penyaluran Terapi
Tari dijadikan penyaluran terapi bagi mereka penyandang cacat mental ataupun fisik. Penyajian tari ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, disesuaikan dengan kondisi penderita. Jenis tarian ini dilarang pada masyarakat Timur, karena rasa tak sampai hati.

7. Pertunjukan
Tarian yang dipersiapkan untuk pertujukkan biasanya mengandung nilai estetis yang tinggi dan membutuhkan latihan sebelum dipetaskan.

Tari yang difungsi sebagai pertunjukkan menitikberatkan pada segi artistik, konsep, ide, interpretasi, tema dan juga tujuan. Contoh tari yang ditampilkan sebagai pertunjukan ialah tari Pendet dari Bali.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network