Ikhlas menjadi kata yang ditanamkan oleh orang tua atau guru sejak kita masih menjadi anak kecil. Sebab dalam menjalani kehidupan, dibutuhkan rasa ikhlas untuk bisa menerima apapun yang terjadi dalam hidup.
Pengertian Ikhlas
Secara bahasa, pengertian ikhlas artinya membersihkan (bersih, jernih, suci dari campuran dan pencemaran, baik berupa materi ataupun immateri). Secara istilah, pengertian ikhlas adalah membersihkan hati supaya menuju kepada Allah semata, dengan kata lain dalam beribadah hati tidak boleh menuju kepada selain Allah.
Sikap Ikhlas mempunyai kaitan erat dengan niat. Karena adanya sifat ikhlas tergantung pada niatnya.
Ketika dalam ibadah seseorang berniat hanya karena Allah SWT (Lillahita’ala), maka akan muncul sifat ikhlas di dalam hatinya, sebaliknya ketika ada campuran di dalam niatnya seperti agar dipuji, mendapat imbalan, dan lain sebagainya maka tidak akan muncul sifat ikhlas di dalam hatinya.
Niat merupakan keadaan atau sifat yang timbul dari dalam hati manusia yang menggerakan atau mendorongnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Maka dari itu, niat menjadi peran penting dalam melaksanakan ibadah, Maka ketika niat mendorong manusia untuk melakukan perbuatan semata-mata karena Allah maka perbutan tersebut dilandasi oleh sifat ikhlas.
Namun, ketika niat mendorong manusia untuk melakukan perbuatan semata-mata mendekatkan diri kepada Allah, tetapi ditambahkan di dalam hati goresan yang merusak niat mendekatkan diri kepada Allah (berharap sesuatu dari makhluk) maka amal itu dikatakan lebih ringan dari sebelumnya dan amalya dikatakan keluar dari batas ikhlas dan menjadikan amal yang syirik.
Pengertian Ikhlas Menurut Para Ulama
Dalam mendefinisikan ikhlas, para ulama berbeda redaksi dalam menggambarkanya. Ada yang berpendapat, ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah mengesakan Allah dalam beribadah kepadaNya. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah pembersihan dari pamrih kepada makhluk.
Al Harawi mengatakan : “Ikhlas ialah, membersihkan amal dari setiap noda.” Yang lain berkata : “Seorang yang ikhlas ialah, seorang yang tidak mencari perhatian di hati manusia dalam rangka memperbaiki hatinya di hadapan Allah, dan tidak suka seandainya manusia sampai memperhatikan amalnya, meskipun hanya seberat biji sawi”.
Abu ‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh
Ikhlas adalah meninggalkan amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya.
Abu Hudzaifah Al Mar’asyi
Ikhlas ialah, kesesuaian perbuatan seorang hamba antara lahir dan batin.
Abu ‘Utsman
Ikhlas ialah, melupakan pandangan makhluk, dengan selalu melihat kepada Khaliq (Allah).
Macam-Macam Ikhlas
Menurut ulama ikhlas dibagi menjadi dua yaitu:
1. Keikhlasan Dalam Beramal
Keikhlasan beramal adalah pekerjaan yang dilakukan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT, menggunakan ihwal-Nya dan menyambut seruan-Nya. Keikhlasan ini ada ketika seseorang hanya murni mempunyai niat untuk mencari ridho Allah.
Jika diimplementasikan kepada pendidik atau guru maka pendidik harus mempunyai niat awal untuk mencari ridho kepada Allah. Sehingga sifat ikhlas akan sendirinya melekat pada hatinya.
2. Keikhlasan Mencari Pahala.
Keikhlasan mencari pahala adalah keinginan memperoleh manfaat akhirat dengan amal kebajikan. Sehingga seseorang yang melakukan sesuatu berniat untuk mendapatkan pahala di sebut keikhlasan mencari pahala. Lawan dari keikhlasan ini adalah riya’.
Hal-Hal yang Merusak Ikhlas
a. Riya’
Lawan dari sikap ikhlas adalah riya’. Riya’ adalah melakukan amal dengan mengharapka imbalan seperti mengharapkan pujian, posisi atau keduduka yang tinggi di masayarakat, tanpa mencari ridha Allah SWT.
b. Sum’ah
Sum’ah adalah menceritakan amal yang sudah dilakukan kepada orang lain dengan tujuan memperoleh kedudukan di masyarakat, sehingga banyak orang yang memberikan perhatian dan keistimewaan pada dirinya.
c. Nifaq
Nifaq adalah melakukan amal atau perbuatan di depan orang banak dengan tujuan untuk dipuji oleh orang lain. Maka manusia harus berhati-hati dalam melakukan amal atau perbuatan baik agar ikhlas yang sudah tumbuh didalam hatinya tidak rusak.
Buah Keikhlasan
Ikhlas sangatlah penting bagi guru dalam mengajar. Seperti yang di gambarkan oleh Ibnu Al-Qayyim bahwa ikhlas sebagai ruh dalam suatu perbuatan, pemandu bagi suatu perbuatan, menjadi pondasi atau dasar.
Ikhlas dapat memperkuat maupun menghancurkan perbuatan yang sudah dilakukan, karena orang yang melakukan suatu perbuatan tanpa didasarkan dengan niat yang ikhlas, maka akan mendapat kehinaan.
Berdasarkan hal tersebut, buah dari keikhlasan yang disebutkan oleh Audah al-Awasyiah antara lain adalah:
1. Mendapat pertolongan dan dibela oleh Allah swt
2. Selamat dari siksa neraka
3. Mendapat kedudukan yang tinggi di akhirat
4. Allah akan menyelamatkan dari kesesatan di dunia
5. Sebab bertambahnya petunjuk
6. Dicintai penduduk langit
7. Diterima dengan baik di muka bumi
8. Akan mendapatkan reputasi (nama baik) di kalangan manusia
9. Dihandarkan dari kesulitan duniawi
10. Menjadikan hati tentram dan bahagia
11. Menambahkan keimanan di dalam hati sehingga membenci kefasikan dan kemaksiatan
12. Allah akan memberikan taufik
13. Meninggal dengan husnul khatimah
14. Doanya mudah dikabulkan
15. Merasakan kenikmatan
16. Mendapatkan kesenangan di dalam kubur.
Itulah tadi pembahasan tentang ikhlas, semoga artikel ini dapat membuat Anda menjadi orang yang lebih ikhlas dari sebelumnya.