Puluhan butir lipstik, kosmetik pewarna bibir, dihancurkan dengan palu. Puluhan lipstik itu milik santriwati yang disita oleh pengurus pondok pesantren (Ponpes).
Momen penghancuran lipstik ini dilakukan oleh pengurus Ponpes di hadapan para santriwati. Lipstik-lipstik tersebut dikumpulkan jadi satu lalu dihancurkan satu demi satu dengan palu.
Video penghancuran lipstik yang disita dari para santriwati ini diunggah oleh akun @hariankopas di Instagram. Nampak di tayangan video, para santriwati yang berkerudung putih bersama-sama menyaksikan penghancuran pewarna bibir tersebut.
"Digeprek," tulis @hariankopas di narasi unggahannya.
Pengurus ponpes yang nampak berseragam batik biru menggenggam palu di tangannya. Satu persatu lipstik dipukul palu hingga hancur.
Video penghancuran lipstik yang disita dari para santriwati itu dibanjiri komentar warganet. Penghancuran kosmetik pewarna bibir ini menimbulkan pro kontra di antara warganet.
"kalau pada masih kecil, setuju banget harus d rampas supaya tidak dewasa sebelum waktunya, tapi kalau memang sudah masanya, sudah waktunya keterlaluan kalau d geprek gini, mubazir, itu dibeli pakai uang juga. bagusnya jangan d geprek, kasih saja keorang tua," pendapat @muda.guyonanid.
"Mondok bolee tapi gagitu, ambil ilmu dan adabnya aja. Jangan diambil haknya," komentar @lutzfy.21.
"Itu kan aturan 😂 kalo ga mau diatur ya keluar aja gampang kan 🔥," tulis @anya14_nya.
"Semua udah sesuai kesepakatan pasti antara santri dan pondok diawal masuk ..jadi gausah nyinyir aneh2," pendapat @arfan_nasution.