Maia Estianty baru-baru ini membagikan kisah masa lalunya saat bercerai dengan sang mantan suami, Ahmad Dhani. Ibu tiga anak ini merasa kehilangan segala hal yang bersifat duniawi hingga menyebut bahwa perceraian tersebut sebagai pengalaman paling getir yang pernah dilaluinya.
Seusai bercerai dengan Ahmad Dhani pada tahun 2008 silam, Maia Estianty mengaku kehilangan segalanya mulai dari suami, anak-anak, harta, hingga pekerjaan yang selama ini dijalani. Hal itu diungkapkan langsung oleh Maia Estianty saat berbincang dengan Denny Sumargo di kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo.
“Paling getir itu pada saat perceraian pertama,” ucap Maia Estianty.
“Karena semua dihilangin itu, suami, pasangan, harta, anak, pekerjaan juga dibubarin. Itu keras banget,” sambungnya.
Seperti diketahui, setelah resmi bercerai dengan sang mantan suami, hak asuh untuk ketiga anaknya yakni AL,El dan Dul jatuh ke tangan Ahmad Dhani.
Maia Estianty pun merasa bahwa hidupnya saat itu jatuh sampai ke titik nol dan segala yang ia miliki diambil oleh Tuhan dalam waktu yang hampir bersamaan.
“Secara hampir bersamaan semuanya nol, langsung diambil sama Tuhan begitu loh,” ujar mantan istri Ahmad Dhani itu.
“Mungkin pertama suami, terus partner kerja, terus anak mulai hilang, habis itu rumah hilang karna harus pindah,” lanjutnya.
Penyanyi 45 tahun ini pun menyadari bahwa pada momen itu ia merasa bahwa semua duniawinya ditarik oleh Tuhan. Namun, dari situ juga Maia Estianty bertekad untuk bangkit dan memulai hidup yang baru.
“Jadi semua duniawiku ditarik sama Allah, nah itu, disitu pembelajarannya,” ujarnya.
Maia pun kemudian berjuang menjalani hidup barunya dan memulai semuanya dari nol lagi hingga berhasil sukses seperti sekarang. Semua itu dilaluinya dengan penuh perjuangan dan air mata.
Bahkan, kini segala hal yang hilang dari kehidupannya itu pun telah diganti dengan yang jauh lebih baik. Maia Estianty telah menikah dan hidup bahagia dengan pengusaha kaya Irwan Mussry.
Dari masa lalu yang cukup kelam itu, Maia Estianty belajar banyak hal hingga bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
“Dengan banyaknya perjalanan hidup pasti ada yang namanya pahit, getir, manis dan selama itu ada pembelajaran supaya kita menjadi lebih baik,” ucapnya.