Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) merancang teknologi pertanian masa depan, khususnya komoditas hortikultura yang terintegrasi dengan robot dan berbasis Internet of Things (IoT) yang diberi nama 'STRATO'.
"STRATO memperkenalkan konsep perkebunan futuristik dengan sistem terintegrasi yang dapat meningkatkan efisiensi pertanian, baik dari segi pengembangan teknologi maupun peningkatan kualitas produk hasil pertanian," kata Ketua Tim, M Dilan Linoval di Malang, Jawa Timur.
Dilan menjelaskan STRATO menerapkan konsep perkebunan aeroponik vertikal, didesain dengan rak tanaman yang disebut plant garden yang dilengkapi dengan beberapa sensor, seperti TDS, sensor Ph, kamera webcam untuk melakukan monitoring tanaman secara real-time dan mengetahui kondisi pertumbuhan serta ukuran tanaman secara presisi.
Selain itu, katanya, STRATO juga dilengkapi dengan ruang central controller yang berfungsi sebagai tempat Box electronic yang berisikan komponen mikrokontroler untuk mengeksekusi kontrol otomatis secara langsung pada rak tanaman.
Menurut dia, alat ini telah memiliki sistem mobilisasi tanaman otomatis yang disebut sebagai robot distributor, terdiri dari elevator dan robot pengantar.
Pencahayaan pada STRATO menggunakan LED RGB yang telah diprogram agar bisa menyesuaikan panjang gelombang cahaya dan periode pertumbuhan tanaman.
Pemberian nutrisi tanaman otomatis pada STRATO menggunakan mist maker yang menghasilkan partikel air sangat kecil, sehingga lebih mudah diserap oleh akar dan batang tanaman yang dibudidaya.
Ia mengaku rancangan STRATO tersebut dilatar belakangi karena sektor pertanian, khususnya komoditas hortikultura merupakan salah satu sektor yang fundamental dalam meningkatkan perekonomian nasional serta keberlangsungan hidup masyarakat.
Produksi hasil pertanian yang berasal dari komoditas hortikultura mengalami pertumbuhan sebesar 7,85 persen pada tahun 2020.
"Melihat pertumbuhan penduduk di dunia yang terus meningkat pada setiap tahun, kebutuhan pangan hortikultura juga akan semakin meningkat. Ini menjadikan peluang sektor pertanian lebih luas serta dapat memberi pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian di Indonesia," tuturnya.
Namun, pengelolaan pertanian hortikultura di Indonesia masih bersifat tradisional dan penggunaan teknologi dalam budi daya tanaman masih tergolong minim.
Selain itu, lahan pertanian setiap tahunnya terus mengalami ketidakstabilan. "Oleh karena itu, kami menawarkan sebuah solusi yang tidak hanya dapat menyelesaikan permasalahan defisit lahan pertanian, tetapi dapat menjadi inovasi teknologi masa depan," papar Dilan.
Selain Dilan, rancangan STRATO tersebut juga dikerjakan oleh mahasiswa Teknik Elektro (FT) dan Bioteknologi (FTP) UB lainnya, yakni Muh Romadhani Prabowo dan Salwana Nabilah. Ketiga mahasiswa itu dibimbing oleh dosen Eka Maulana, S. T, M. T, M. Eng.
Karya ketiga mahasiswa tersebut, berhasil mendapatkan pendanaan riset dari Kemendikbudristek dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karsa Cipta. Tim ini akan melanjutkan perjuangannya menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2021.
"Saya berharap inovasi ini menjadi solusi di masa depan untuk menghadapi berbagai masalah pertanian hortikultura dan menjadi bentuk investasi bagi para petani yang ingin mewujudkan produksi yang banyak dalam waktu yang lebih singkat serta berkualitas tinggi," kata Dilan.