Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un mengakui jika negaranya sedang mengalami krisis pangan yang parah. Bahkan Kim mengatakan pasokan makanan Korea Utara dalam keadaan 'tegang'.
Dikutip dari situs Live Mint, beberapa harga barang pokok di ibu kota KOrea Utara melambung ke level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan barang-barang non-pokok seperti paket kecil teh hitam sudah naik jadi USD 70 (Rp 1 juta), paket kopi bisa lebih dari USD 100 (Rp 1,5 juta) dan 1 Kg pisang melonjak jadi USD 45 (Rp 650 ribu).
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) memperkirakan Korea Utara kekurangan sekitar 860 ribu ton makanan atau lebih dari dua bulan pasokan nasional. Laporan oleh Radio Free Asia mengklaim beberapa petani Korea Utara diminta menyumbangkan 2 liter urin mereka setiap hari untuk membantu memproduksi pupuk.
Terlepas dari situasi yang mengkhawatirkan, Kim menyarankan perbatasan akan tetap ditutup, dengan menyatakan negara akan mempertahankan "negara anti-epidemi yang sempurna di bawah kondisi saat ini."
Korea Utara telah menutup perbatasannya untuk menahan penyebaran Covid-19. Kini, negara itu bergantung pada China untuk mengisi celah kosong pangan lokal. Akibatnya perdagangan dengan China anjlok. Negara ini juga berjuang di bawah sanksi internasional, yang diberlakukan karena program nuklir.