Albert Einstein dianggap simbol kecerdasan dan kejeniusan. Teori-teorinya telah membuka dasar-dasar pengetahuan dan teknologi bagi perkembangan dunia modern. Einstein pun dianggap sebagai manusia paling cerdas di dunia dengan semua hasil pemikirannya.
Einstein menerbitkan lebih dari 300 makalah ilmiah dan lebih dari 150 karya nonilmiah. Prestasi intelektual dan orisinalitasnya menjadikan kata 'Einstein' identik dengan jenius. Menurut Eugene Wigner, pemahaman Einstein lebih dalam dari Jancsi von Neumann. Pikirannya lebih tajam dan lebih orisinal daripada von Neumann, dan itu adalah pemikiran yang sangat luar biasa.
Nah saking jeniusnya, ketika meninggal dunia otak Albert einstein dicuri. Sang pencuri nekat melakukan itu dengan alasan untuk diteliti. Nah berikut fakta menarik di balik otak Einstein.\
1. Otak dan Mata Einstein Dicuri Saat Autopsi
Bagi yang belum pernah melihat, gambar di atas adalah foto otak Albert Einstein. Tahun 1955, setelah Einstein meninggal, ahli patologi dari Princeton University, Thomas Harvey, mengambil otak sang genius itu lewat autopsi. Harvey berharap kecerdasan Einstein terungkap dengan meneliti otak tersebut.
Apa yang dilakukan Harvey tentu tidak dibenarkan. Meskipun demikian dia tetap membela diri. "Yang saya tahu, kita mendapat izin untuk melakukan autopsi dan saya berasumsi bahwa kita juga akan mempelajari otak Einstein," ujar Hervey.
Di samping otak Einstein, Dr Harvey juga mengambil mata dan memberikannya kepada dokter mata Einstein, Henry Abrams.
2. Einstein Ingin Dikremasi dan Tak Mau Tubuhnya Diteliti
Einstein sebenarnya tidak ingin otak atau tubuhnya dipelajari. Dia tidak ingin disembah setelah meninggal.
"Dia telah meninggalkan pesan khusus mengenai jenazahnya dikremasi dan menyebarkan abu secara diam-diam untuk mencegah agar tidak diberhalakan (disembah)," begitu Brian Burrell menulis dalam bukunya Postcards from the Brain Museum: The Improbable Search for Meaning in the Matter of Famous Minds.
Tetapi Harvey tetap mengambil otak tanpa seizin dari Einstein atau keluarganya. Ketika fakta itu terungkap beberapa hari kemudian, Harvey berhasil meminta restu, lantaran sudah terlanjur, dari putra Einstein, Hans Albert.
"Syarat yang diminta Hans Albert dikenal hingga kini bahwa pengambilan dan penyelidikan otak tersebut akan dilakukan semata-mata untuk kepentingan sains," kata Burrell, seperti dikutip dari National Geographic.
3. Otak Einstein Dipotong-potong Jadi 240 Bagian
Saat mengambil otak Einstein, Harvey dibuat kaget. Ternyata otak Einstein tidak sebesar yang dia bayangkan. Harvey kemudian memotong-motongnya menjadi 240 bagian. Potongan-potongan tersebut diawetkan dalam stoples berisi formalin di rumahnya.
Harvey kemudian memberikan 46 potong bagian otak Einstein tersebut kepada koleganya William Ehrich. Beberapa potong lagi didonasikan ke sebuah museum di Philadelphia, AS.
Sebelum dipotong-potong, otak Einstein sempat difoto dalam berbagai sudut oleh Harvey. Sayangnya, sesaat setelah difoto, foto-foto tersebut hilang dan hanya 14 lembar saja yang sampai sekarang disimpan di National Museum of Health and Medicine.
4. Kecerdasan di Balik Otak Einstein
Beragam penelitian kemudian akhirnya mengungkap beberapa keunikan otak Einstein. Tahun 1985, peneliti bernama Marian Diamond mengungkap bahwa otak Einstein memiliki lebih banyak sel glial sehingga organ tersebut mampu bekerja lebih efektif. Hasil penelitian ini menarik namun dianggap kurang dapat dipercaya.
Tahun 1995, penelitian lain mengungkap bahwa memiliki bagian lobus parietal yang ukurannya 15 persen lebih besar dari orang normal dan tidak memiliki celah yang biasanya didapati pada orang umumnya.
Lobus parietal bertanggungjawab pada kemampuan spasial dan matematis. Ukuran yang besar menunjukkan kemampuan matematis yang lebih tinggi. Sementara dengan tak adanya celah, sel-sel dalam lobus parietal otak Einstein mampu berkomunikasi lebih cepat sehingga mendukung kemampuan berpikir.
Tahun 2012, hasil penelitian Dean Falk dari Florida State University dan rekannya menunjukkan bahwa bagian depan otak depan, bagian somatosensori, motor primer, lobus parietal, korteks temporal, dan oksipitalis pada otak Einstein istimewa. Dengan keistimewaan itu, Einstein memiliki kemampuan penglihatan, spasial, dan matematis yang istimewa.
Setelah membandingkan dengan corpus callosum dari 15 pria tua dan 52 pria yang lebih muda yang hidup pada tahun 1905, Falk menemukan bahwa bagian corpus callosum Einstein lebih tebal sehingga mendukung komunikasi antara dua bagian otak yang lebih baik, membuat Einstein punya kecerdasan lebih tinggi.
Riset terbaru yang dipublikasikan di jurnal Brain pada 24 September 2013, seperti diberitakan Huffington Post, kembali mengungkap keunikan otak sang genius. Riset yang juga dilakukan oleh Dean Falk tersebut menemukan bahwa corpus callosum, bagian yang menghubungkan bagian kiri dan kanan otak, unik.
5. 46 Bagian Otak Einstein Dipamerkan
Empat puluh enam bagian otak Albert Einstein, sang jenius penemu teori relativitas umum pernah dipamerkan di Museum dan Perpusatakaan Sejarah Medis Mutter di Philadelphia pada tahun 2011 silam. Kurator Museum, Anna Dhody, menjelaskan bahwa pengunjung dapat melihat 45 sayatan otak Einstein dan satu preparat yang diperbesar di bawah lensa.
"Pameran otak Einstein diharapkan dapat memacu orang berpikir tentang ilmu otak dan fisiologi," papar Anna.