Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik. Perkiraan jumlah bahasa di dunia beragam antara 6.000–7.000 bahasa. Namun, perkiraan tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang mungkin terjadi antara bahasa dan dialek.
Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tetapi setiap bahasa dapat disandikan ke dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai contohnya, tulisan grafis, braille, atau siulan.
Banyak negara memilki populasi warga yang mampu berbicara berbagai bahasa. Itupun terjadi pada sebagian negara multibahasa. Berikut adalah negara paling multibahasa di dunia.
1. Aruba
(Sumber gambar : mnn.com)
Aruba merupakan negara konstitusi yang dibentuk kerajaan Belanda sehingga bahasa Belanda digunakan sebagai bahasa resmi yang diajarkan di semua sekolah. Aruba terletak di ujung Karibia. Di Aruba, bahasa Inggris dan Spanyol dijadikan bahasa wajib dalam sistem pendidikannya.
Walaupun terdapat tiga bahasa wajib di Aruba, namun tidak satu pun dianggap sebagai bahasa asli Aruba. Bahasa Inggris banyak diwajibkan karena industri pariwisata berbahasa Inggris dan Spanyol kerena letak Aruba dekat dengan pulau Venezuela. Dalam kebiasaan penduduk sempat berkomunikasi dengan bahasa Papiamento, yaitu bahasa resmi di samping bahasa Belanda dan digunakan secara teratur di media dan pemerintahan.
2. Luksemburg
(Sumber gambar : mnn.com)
Luksemburg, negara kecil Eropa yang fasih dalam kurang lebih empat bahasa. Dalam keseharian, penduduk setempat berbicara dengan bahasa Luksemburg. Bahasa Luksemburg terkait dengan bahasa Jerman dengan menggunakan kata pinjaman dalam bahasa Perancis, sehingga tidak mudah dipahami oleh penutur asli bahasa Jerman. Bahasa Perancis dan Jerman juga digunakan sebagai bahasa resmi dalam pendidikan. Selain itu, terdapat bahasa Inggris juga yang digunakan sebagai mata pelajaran wajib di sekolah.
3. Singapura
(Sumber gambar : Wikipedia)
Singapura, negara berkembang yang memiliki empat bahasa resmi (Inggris, Mandarin, Melayu, dan Tamil). Namun, hampir tidak ada penduduk yang mampu berbicara keempat bahasa sekaligus. Kelompok etnis di Singapura menggunakan bahasa Inggris sebagai lingua franca utama. Bahasa ini digunakan sebagai mata pelajaran wajib di sekolah. Beberapa orang setempat menggunakan bahasa kreol berbasis Inggris yang dikenal sebagai Singlish. Bahasa Singlish berbasis bahasa Inggris dengan tata, kata serapan bahasa China dan Melayu sehingga membuat penutur asli bahasa Inggris sulit untuk dipahami. Selain bahasa Inggris, siswa harus mempelajari bahasa ibu di sekolah.
4. Malaysia
Penduduk Malaysia dapat berbicara bahasa resmi yaitu bahasa Melayu. Sama seperti negara sebelumnya, bahasa Inggris juga digunakan sebagai mata pelajaran wajib di sekolah. Bahasa Inggris kreol atau dikenal sebagai Manglish digunakan di jalanan.
Orang Malaysia (nenek moyang India) selain bahasa Melayu dan Inggris, mereka menggunakan bahasa keluarga. Sedangkan orang melayu Tionghoa belajar bahasa Mandarin di sekolah, tetapi mayoritas berbicara dengan dialek seperti Kanton, Hokkien, dan Hakka di rumah maupun di jalanan. Tidak jarang jika kota besar di Kuala Lumpur dapat berbicara dua atau tiga dialek Tionghoa.
5. Afrika Selatan
(Sumber gambar : mnn.com)
Lebih dari menakjubkan, negara ini memiliki 11 bahasa resmi. Bahasa Inggris sebagai lingua franca bahkan menjadi bahasa utama pemerintah dan media. Di wilayah selatan dan barat Afrika Selatan menggunakan bahasa Afrikaans, Jermanik yang mirip dengan bahasa Belanda. Afrika Selatan memiliki sembilan bahasa bantu resmi. Yang paling menonjol Zulu dan Xhosa bahasa asli Nelson Mandela dengan ciri bunyi konsonan ‘klik’ mereka. Bahasa Inggris menjadi dominan dalam berbicara. Meskipun tidak semua bahasa resmi yang fasih, namun banyak orang yang mampu berbicara dalam tiga atau lebih bahasa.
6. Mauritia
(Sumber gambar : mnn.com)
Negara yang berada di Samudra Hindia dan dianggap sebagai bagian dari Afrika. Kewajiban di negara ini adalah diharuskan belajar bahasa Inggris dan Prancis di sekolah. Namun, Mauritia tidak memiliki bahasa jalanan. Terdapat bahasa Kreol Mauritius, Kreol berbasis Prancis yang tidak juga dipahami oleh penutur bahasa Prancis. Bahasa tersebut juga merupakan bahasa pertama. Penduduk Mauritius keturunan India berbicara Bhojpuri sebagai dialek Hindia, sedangkan keturunan imigran lain dari China juga memiliki pengetahuan tentang bahasa leluhur mereka. Sehingga, tak heran hampir semua orang Mauritia dapat berbicara dalam tiga bahsa atau empat bahasa dengan lancar.
7. India
Sumber Foto Wikipedia
Bahasa Hindia dan Inggris digunakan sebagai bahasa nasional resmi India namun di India Selatan bahasa Inggris lebih disukai daripada bahasa Hindia. Di berbagai negara bagian di India memiliki bahasa resmi setiap bagian. Bahasa ini digunakan di media lokal dan di jalanan. Jadi, mayoritas orang terpelajar India setidaknya menguasai tiga bahasa dan negara bagian memiliki pengetahuan dalam bahasa tambahan. Walaupun tidak semuanya fasih, banyak orang India mampu berkomunikasi empat atau lebih bahasa.
8. Suriname
(Sumber gambar : 4muda.com)
Suriname terletak di Amerika Selatan bagian utara dengan bahasa Belanda. Bahasa Belanda, bahasa yang diimpor oleh mantan penguasa kolonial negara dan digunakan bahasa asli lebih dari separuh penduduk Suriname. Ini juga digunakan sebagai bahasa pendidikan dan dalam perdagangan serta media. Bahasa Kreol atau disebut Sranan Tongo (bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa Belanda dan Inggris) digunakan di jalanan.
Suriname memiliki populasi besar orang keturunan India. Mayoritas masih berbicara dengan dialek Hindia, sementara beberapa keturunan pendatang Jawa dan Tionghoa masih menggunakan bahasa ibu di rumah. Bahasa Inggris juga merupakan bahasa yang penting.
9. Timor Leste
(Sumber gambar : 4muda.com)
Timor Leste terletak di ujung paling tenggara dari Kepulauan Indonesia dan resmi memperoleh kemerdekaan dari Indonesia lebih dari satu dekade yang lalu. Bahasa Portugis menjadi bahasa resmi setelah kemerdekaannya. Bahasa lokal Tetum, bahasa yang dipengaruhi oleh Portugis digunakan sebagai bahasa jalanan.
Selain itu, bahasa Inggris dan Indonesia resmi diakui sebagai bahasa kerja dalam konstitusi. Meskipun banyak yang enggan mengucapkannya, sejumlah orang Timor juga memahami bahasa Indonesia.