Sekian tahun memilih hidup di Amerika untuk menuntut ilmu, ternyata Cinta Laura punya alasan menyakitkan. Dirinya pernah jadi korban bully. Perilaku Bullying ini sendiri merupakan sebuah tindakan atau perilaku negatif yang dilakukan seseorang.
Dengan tujuan demi kepuasan diri sendiri, rela untuk menyakiti orang lain. Bullying juga bukan hanya menyerang fisik, namun bisa secara verbal atau ucapan.
Terlahir sebagai anak blasteran Indonesia–Jerman membuatnya dirinya sulit untuk berbahasa Indonesia. Karena aksen berbicaranya itu, Cinta Laura pernah menjadi korban bullying saat dirinya berusia sekitar 12 tahun.
“Saat berumur 12-13 tahun, bayangin untuk anak semuda itu belum menemukan identitas dirinya,” ucap Cinta Laura dikutip dari kanal YouTube PUELLA ID pada (7/6/2021).
Kenyataan itu ternyata membawa dampak negatif hingga bertahun–tahun lamanya. Hingga membuat dirinya merasa takut saat pulang ke Indonesia.
“Aku gak akan bohong, selama beberapa tahun aku pulang ke Indonesia, aku merasa anxiety attack,” kata Cinta Laura.
Gejala anxiety attack merupakan gangguan kecemasan yang berlebihan. Inilah yang dirasakan oleh Cinta Laura saat pulang ke Indonesia. Selama 8 tahun lamanya, Cinta Laura memberanikan diri untuk kembali ke Tanah Air dan memutuskan tinggal secara permanen.
Setelah tinggal di Indonesia, dirinya berusaha untuk mengubah cara pandangnya pada masyarakat terkait bullying. Sejak tinggal di Indonesia, Cinta Laura merasa rata-rata anak-anak Indonesia sudah mulai menggunakan bahasa Inggris, meskipun tidak memiliki latar belakang blasteran.
“Sejak aku balik ke Indonesia, baru sadar kalau anak dari umur 18 tahunan, sudah menggunakan bahasa Inggris semua, meski tidak memiliki latar belakang budaya yang bukan dari Indonesia,” ungkapnya.
Padahal saat dahulu kala, dirinya sempat dibilang tidak cinta pada Indonesia karena memiliki aksen kebarat-baratan, padahal nyatanya tidak begitu. Hingga membuat dirinya merasa takut yang berkepanjangan.