statik.tempo.co
Seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Profesor Dwi Andreas Santosa, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai proyek cetak sawah dan tebu yang sedang berlangsung di Merauke, Papua Selatan. Menurutnya, proyek ini berpotensi mengalami kegagalan yang sama seperti proyek sebelumnya.
Proyek ini direncanakan mencakup area seluas 2,29 juta hektare, namun Andreas menilai bahwa pemerintah tidak belajar dari kesalahan masa lalu. Ia mencatat bahwa proyek sebelumnya, seperti Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE), juga mengalami kegagalan meskipun dengan skala yang lebih kecil.
Beberapa tantangan signifikan yang dihadapi proyek ini meliputi:
Dengan mempertimbangkan berbagai tantangan yang ada, Andreas mengingatkan bahwa meskipun proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pertanian lokal, risiko kegagalan tetap harus diwaspadai. Pemerintah perlu melakukan evaluasi yang lebih mendalam dan belajar dari pengalaman sebelumnya agar proyek ini tidak berakhir sia-sia.