Bagaimana Mahasiswa ITS Manfaatkan Sampah Puntung Rokok untuk Aspal Jalan?

"Inovasi mahasiswa ITS dalam memanfaatkan sampah puntung rokok untuk aspal jalan dapat mengurangi limbah dan meningkatkan kualitas infrastruktur."

Jakarta - Mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah menciptakan sebuah inovasi yang menarik: memanfaatkan sampah puntung rokok untuk meningkatkan kualitas aspal jalan. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi limbah puntung rokok yang menjadi masalah lingkungan, tetapi juga untuk memperkuat daya tahan aspal yang sering terpapar sinar matahari dan beban kendaraan.

Dikutip dari laman resmi ITS pada Selasa, 17 September 2024, mahasiswa bernama Kornelius Sofinner Ndruru menggunakan kandungan selulosa asetat yang tinggi pada filter rokok sebagai polimer dalam campuran aspal jalan. Polimer ini berfungsi sebagai pengikat antara aspal dan agregat jalan. Kornelius menjelaskan, “Filter rokok dipilih karena kandungannya yang bermanfaat dan ketersediaannya yang melimpah.”

Namun, sebelum digunakan, filter rokok harus melalui proses pengolahan. Setelah dibersihkan dan dikeringkan, rongga pada filter rokok berkurang dan menyusut, tetapi menjadi lebih kuat. Proses ini disebut enkapsulasi, di mana filter rokok yang sudah kering dilapisi dengan aspal. Kornelius, yang berasal dari Nias, Sumatera Utara, menakar aspal sebanyak 20 persen dari berat total filter rokok yang digunakan. Hasil dari proses ini kemudian dicampurkan dengan agregat lain untuk membuat aspal.

Ketepatan takaran sangat penting untuk menentukan kualitas ramuan aspal. Kornelius menekankan, “Karakteristik filter rokok yang berongga perlu diperhatikan karena akan memengaruhi jumlah aspal yang digunakan.” Sebagai bagian dari tugas akhir, dia menguji berbagai variasi jumlah filter rokok, menggunakan dua metode berbeda untuk mengetahui persentase filter rokok yang paling efektif dalam campuran aspal.

Porsi filter yang diuji berkisar dari 0,625 persen hingga 5 persen dari total berat campuran aspal. Kornelius menemukan bahwa hasil paling optimal diperoleh pada varian 0,625 persen. Dia menyimpulkan bahwa penambahan filter rokok tidak bisa dilakukan secara berlebihan, karena karakter berongga filter rokok dapat menyerap bahan aspal, yang jika digunakan berlebihan bisa mengakibatkan kerugian.

Meski ada tantangan, Kornelius optimis bahwa penelitian ini dapat membantu mengurangi dampak buruk limbah filter rokok. Dia berharap hasil penelitiannya bisa menjadi acuan dalam menentukan kadar aspal saat melakukan proses enkapsulasi di masa depan. “Saya berharap penelitian ini bisa dilanjutkan ke tahap yang lebih tinggi,” tuturnya.


Baca Berita yang lain di Google News



Our Network